Airin berjalan ke arah barat tetapi belum juga menemukan petunjuk apapun. Ia juga tidak tahu ini arah barat daya atau barat laut. Intinya berjalan ke arah barat sesuai kata hati.
Barat-barat laut... utara-timur laut. Timur-tenggara... selatan-barat daya.
Nyanyian itu bersahutan di telinga Airin setelahnya anak-anak yang bernyanyi itu tertawa lepas.
Seperti ada sebuah perkemahan di sekitar sini tapi Airin menatap sekelilingnya hanya kegelapan malam yang terlihat dan tak ada siapapun.
Barat-barat laut... utara-timur laut. Timur-tenggara... selatan-barat daya.
"Siapa di sana?" Airin makin ketakutan karena suara itu malah makin jelas terdengar.
Tiba-tiba muncul anak perempuan berseragam SD tepat di depan Airin membuatnya tersentak kaget.
"Ayo nyanyikan!" kata anak itu lalu berlari kecil kemudian Airin mengejarnya.
"Tunggu!" ucap Airin kehilangan jejak.
"Nyanyikan!" ucapnya lagi tapi entah dimana orangnya.
"Barat-barat laut... Utara-timur laut Timur-tenggara... selatan-barat daya," ulang Airin menyanyi dengan nada yang sama.
Sementara di rumah, Airin juga Dani palsu mendadak mematung lalu mereka berdua datang menghampiri Karin dan Desi yang sedang berada di ruang tamu lalu duduk dengan tenang.
Desi dan Karin mengeryit heran melihat perilaku anak-anaknya yang mendadak anteng dan tidak lagi berulah.
"Kalian udah capek?" tanya Desi kemudian.
Keduanya mengangguk.
"Mau istirahat di kamar aja?" tanya Desi lagi.
Keduanya mengangguk kecil.
Lalu Desi membawa Airin ke kamarnya sementara Dani di bawa Karin ke kamar tamu. Kedua anak itu pun tertidur pulas setelahnya.
----
Suara nyanyian itu menghilang kemudian Airin melihat sebuah rumah besar dengan pagar usang di depannya.
"Ayo masuk!" kata anak perempuan itu tiba-tiba muncul di samping Airin.