Ketenangan digambarkan dengan simbol Air sementara kemarahan digambarkan dengan simbol Api. Jika ketenangan di ganggu maka kekuatannya bisa berkali-kali lipat lebih berbahaya daripada kemarahan dan Maya sangat cocok berada di situasi itu saat ini. Ia berusaha mengusik ketenangan yang tersimpan di dalam jiwa Airin dan apa yang terjadi selanjutnya dia tidak akan pernah bisa menebak.
Ayu mengisyaratkan agar Airin tetap dibelakang tubuhnya sesekali mengawasi pergerakan Maya supaya tidak menyerang Airin.
"Kamu tidak ada takut-takutnya sama aku, Maya Sekarwangi," ungkap Maya menyombongkan diri dan menatap Ayu serta Airin meremehkan.
"Tidak. Meskipun aku kalah sekalipun, aku tidak akan takut denganmu Maya!" kata Ayu tegas.
"Singkirkan tubuhmu biar aku yang lawan anak perempuan kecil itu!" hardik Maya kesal dengan Ayu yang tak mau mendengarkan ucapannya.
"Tidak, urusanmu dengan aku. Jangan libatkan dia yang tidak tau apa-apa dan jangan usik ketenangan seseorang Maya jika kamu tidak mau celaka," peringat Ayu.
Maya tertawa sumbang. "Mengusik? bukannya sebaliknya kamu datang ke sini menggagalkan rencana ku untuk mengambil pemilik kekuatan air?"
Saat merayakan ulang tahu Shila bukan sosok Bu Ayu sebenarnya melainkan Maya yang menyamar lalu membuat sebuah trik ilusi sehingga bisa memindahkan anak-anak kelas satu SD Galura hanya dengan memakan kue. Sesungguhnya kue itu sudah tercampur sesuatu yang dapat memindahkan jiwa anak-anak ke tempat asing ini. Sementara Ayu terperangkap lebih dulu dan menjadi nenek tua. Itu sebabnya waktu pertama kali Airin datang nenek itu menatap Airin.
Lagipula Ayu tidak mungkin mengaku kalau dirinya Bu Ayu di saat tubuhnya sudah tua renta. Pasti Airin juga Dani ketakutan dan tidak akan memercayai ucapannya.
"Kamu tidak akan mendapatkannya!" ujar Ayu.
Maya menganggukkan kepalanya. "Oh begitu ya, Dani bawa semua teman-temanmu kesini!" perintahnya.
Dengan mata menyala Dani membawa teman-temannya ke hadapan Maya dan mereka semua terikat oleh kekuatan api dari Maya.
Airin dan Ayu terkejut. Bagaimana bisa Dani dengan mudahnya melaksanakan perintah Maya sedangkan tadi terlihat baik-baik saja?
Apa yang telah terjadi pada Dani?
"Bagaimana? sudah berubah pikiran untuk memberikan pemilik kekuatan air?" tawar Maya. Ia merasa menang sekarang.
Ayu tidak menjawab, di satu sisi sembilan murid-muridnya dalam bahaya di sisi lain Airin pemilik kekuatan air juga dalam bahaya. Ia benar-benar bingung dengan situasi ini serta memilih opsi yang tepat.
Maya yang sudah tidak sabar menyalakan kekuatan api di depan ke sembilan anak dan satu langkah lagi mereka maju, maka hidupnya akan berakhir saat itu juga. Semua anak disana ketakutan bahkan ada yang sampai menangis.
"Bu, Airin nggak papa," ucap Airin menoleh pada Ayu.
"Tapi–" Ayu menggeleng tidak setuju namun Airin maju ke depan meskipun Ayu seperti tak rela ia mendekat pada Maya. Semacam jebakan yang tak bisa dihindarkan.