Setelah mengganti pakaian Airin langsung membongkar isi tasnya di ruang tamu membuat Desi kebingungan.
"Kok bukunya di keluarin?" tanya Desi heran.
"Airin mau belajar bunda!" jawab Airin masih mengeluarkan isi tasnya.
"Yasudah kamu mau belajar apa?" Desi kembali bertanya.
Airin berlari ke kamarnya dan kembali membawa poster huruf ABCD di serahkan pada Desi.
"Airin mau belajar membaca," ujarnya dan Desi mendekati Airin yang sudah duduk di karpet.
Ia dengan sabar mengenalkan huruf ABCD kepada Airin.
"Bunda Airin mau baca buku ini boleh?" Airin mengambil buku dongeng.
"Iya boleh, bunda tinggal sebentar ya mau masak dulu," pamit Desi.
Airin mengangguk melanjutkan lagi membaca buku dongeng favoritnya. Lama-kelamaan Airin merasa aneh dengan tangannya. Telunjuk yang digunakan untuk menunjuk setiap kata tertimpa tetesan air hingga buku itu basah karenanya.
Airin menjauhkan tangannya dari buku dongeng itu lalu memperhatikan dengan seksama kedua tangannya yang semakin basah. Ia tidak tau harus berbuat apa kemudian Airin mengusapkan tangannya ke baju sampai benar-benar kering dan itu berhasil tangan Airin kembali seperti semula.
"Tangan aku kenapa?" tanya Airin mengepalkan kedua tangannya sejenak. Air ditangannya kembali muncul kali ini semakin banyak sehingga Airin berlari ke belakang halaman untuk menyiram tanaman yang kering.
Taman bunga berwarna pink menyambut Airin begitu sampai dihalaman belakang. Cepat-cepat Airin mengarahkan tangannya pada bunga bermekaran itu layaknya menyiram tanaman hingga air ditangannya itu benar-benar berhenti mengalir. Terlalu asyik dengan kegiatan menyiram dan tangannya pun diarahkan ke sembarang arah, Adit yang akan mengejutkan Airin tersembur air.
Airin menyembunyikan tangannya ke belakang sementara Adit mengusap wajahnya yang basah serta melepas kacamata lalu mendekat pada Airin yang tersenyum kaku.
"Airin, ayah jadi basah mana selang airnya, biar ayah simpan!" kata Adit kembali memakai kacamatanya.
Airin menggeleng tetap menyembunyikan tangannya ke belakang seolah dugaan Adit memang benar yaitu Airin bermain selang air dan sejak kapan dihalaman belakang terdapat taman bunga pink yang indah. Adit akan menanyakan urusan itu pada Desi nanti sekarang ia harus mencari cara supaya putrinya memberikan selang air entah disembunyikan di mana tapi Adit yakin Airin menyembunyikannya tepat di belakang tubuhnya.
"Airin lihat deh langitnya cerah banget ya," Adit menunjuk ke arah langit sehingga Airin tertarik melihat ke arah itu lalu Adit manfaatkan kesempatan untuk mengambil selang di tangan Airin. Namun apa yang terjadi? tidak ada selang ditangan Airin hanya sisa tetesan air mengalir di tangannya. Lalu darimana sumber air yang mengenai wajahnya beberapa menit lalu? Adit bingung sekaligus aneh dengan hal tersebut.
Bagaimana bisa air menyemprot wajahnya sampai membuat basah kuyup tapi tidak ada sumbernya sama sekali.
"Ayah tanya tadi air apa, Airin?" Adit bertanya baik-baik tapi hanya gelengan kepala sebagai jawaban. "Ayah gak akan marah kok kalau kamu mau jujur," tambah Adit meyakinkan.
"Airin punya kekuatan air," aku Airin sambil menunduk.
Adit menghela napas atas jawaban Airin lalu tersenyum simpul. "Airin, ayah..."