Airlangga Romance in Highschool

Tari Oktavian
Chapter #1

Prolog

Tik...

Tik...

Tik...

Detik monitor terdengar menggema di telinga. Irama yang sama dengan setiap tikaman yang datang menghunus jantung tanpa ampun.

Ia masih bisa mendengarnya. Samar, kabur, hilang, terdengar lagi, lalu hilang lagi bersama suara-suara lainnya. Namun ia tak bisa mengatakan apapun.

Tenggorokannya tercekat. Sebuah masker oksigen dipakaikan untuk membantunya bernapas, namun percuma. Bagian terdalam di tubuhnya terasa hancur berkeping-keping.

Ia bahkan tidak bisa melihat siapa yang terus-menerus meneriakkan namanya.

Kilatan-kilatan cahaya lampu membutakan matanya. Pandangannya berpijar, berusaha untuk menenggelamkan dirinya dalam kebutaan. Ia berusaha untuk membuka kembali matanya.

Tangannya berusaha untuk menggapai sesuatu, namun tak bisa. Ia tidak bisa melakukan semua itu. Tenaganya menguap entah ke mana. Bahkan untuk bernapas pun, rasanya begitu sangat menyiksa.

Menyakitkan.

Sangat menyakitkan.

Akan lebih mudah seandainya ia dibiarkan menyerah saja.

Tolong hentikan ..., pintanya sepenuh hati.

Tidak ada yang lebih membuat ia bahagia dibandingkan satu permintaan ini.

Lihat selengkapnya