Airlangga Romance in Highschool

Tari Oktavian
Chapter #2

Chapter #01 : The Boy with Sad Eyes

Langit gelap. Suara derai hujan bertalu cepat menyambut hari sejak beberapa saat yang lalu. Cuaca sedang tidak sedang ingin bersahabat pagi ini. Jalanan dipenuhi oleh mobil dan pengandara motor yang mengenakan berbagai macam warna mantel. Tak jauh dari jalan terminal, gerbang SMA Airlangga terlihat sepi tanpa siapa pun yang melintasi. Kecuali Pak Satpam yang sedang berjaga di pos ditemani secangkir kopi hitamnya sambil bersenandung pelan.

Di saat ketika penghuni sekolah telah hampir memenuhi seluruh koridor dan kelas masing-masing, cewek itu justru sedang berlari cepat menuju pelataran toko untuk berteduh sebelum seragamnya basah. Agisha Nanda, begitu yang tertulis di bet namanya. Cewek yang lebih akrab disapa dengan panggilan Caca. Pemilik mata coklat yang sedang mengumpat kesal meratapi hujan dari bawah atap toko sembako tempatnya berteduh saat ini. Ia tidak menyangka bahwa hujan akan turun tiba-tiba padahal langit terlihat cerah setengah jam yang lalu ketika meninggalkan rumah.

Diliriknya jam di pergelangan tangan. Pukul 06.57. Masih ada waktu tiga menit sebelum gerbang ditutup dan 18 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Sepasang matanya melirik cepat ke arah gerbang sekolah. Jarak dari halte ke sana tidak lebih dari 300 meter.

Ok, kepalang tanggung!

Caca mengangkat tas slempangnya ke atas kepala sebagai payung, mengambil ancang-ancang, sedetik kemudian kakinya bergegas berlari secepat yang ia bisa. Basah sedikit tidak apa-apa baginya dibanding harus memohon-mohon pada Pak Rudi membukakan pintu gerbang karena telat. Itu akan amat sangat menyebalkan.

Bruuummm!!!

Baru saja berada di separuh perjalanan, sebuah motor hitam besar melintas laju melewati cewek itu dengan suara nyaring nan elegan. Motor hitam yang muncul dengan kecepatan kilat melewati genangan air yang langsung menyembur ke pakaian Caca tanpa ampun.

"Woooiiii!!!!!" teriak cewek itu kesal.

Mengabaikan teriakan Caca, motor besar itu sudah lebih dulu melesat melewati gerbang dan menghilang.

Caca menurunkan tas ransel yang tak lagi berguna dari atas kepala dengan tangan terkepal kuat di sisi tubuh. Ia mengenali siapa pengendara motor sialan yang membuat penampilannya terlihat habis tercebur di selokan saat ini.

Awas lo, Ga!!!

***

Di dalam sekolah, koridor-koridor telah dipenuhi oleh siswa-siswi yang hilir mudik di depan kelas masing-masing. Sebagian terlihat mengobrol di depan kelas. Umumnya anak-anak cewek akan lebih memilih berkumpul sesama cewek di dalam kelas dan anak cowok akan bergerombol di depan dengan segala tingkah laku konyol yang dilakukan demi mengisi waktu luang. Segerombol lagi justru terlihat sibuk mencatat PR yang akan dikumpulkan hari ini.

Beberapa pasang mata menatap siswi yang muncul di koridor kelas tidak lama kemudian. Menatap cewek itu heran, bahkan ada yang diam-diam menertawakan keadaannya yang muncul dengan basah kuyup seperti itu. Terang saja. Karena yang barusan datang dengan keadaan basah kuyup itu adalah tidak lain adalah Ketua Osis mereka yang sangat terkenal galaknya, Caca.

Namun cewek itu tak ambil pusing dan mengabaikan gelak tawa dari teman- temannya. Anggap saja dirinya memang sedang sial hari ini.

Lihat selengkapnya