"Hadap sini dulu," perintah Caca kesal.
Aga menyerongkan tubuhnya menghadap Caca tanpa mengatakan apapun.
Ada rona merah di pipi cewek itu yang membuat ia merasa geli dan ingin tertawa. Hanya saja ia sedang menahannya saat ini dan berpura-pura tidak melihat.Ia tidak ingin mengambil resiko membuat cewek itu merasa lebih malu lalu menyiramnya dengan air sebaskom di atas meja.
"Lo tuh ya, kayaknya emang doyan banget ngerjain orang!"
Caca menghempaskan pelan kemeja Aga ke samping lalu merendam handuk kecil dengan air hangat dan memerasnya.
"Maaf," Aga tak berani tertawa.
Mata cokelat itu melirik ke arah lain sesekali, berusaha keras agar tidak melihat dada telanjang laki-laki itu sambil menyekanya pelan meskipun mustahil.Di permukaan tangannya yang menyentuh Aga, Caca bisa merasakan badan cowok itu memang hangat. Lebih panas satu atau dua derajat dibanding suhu tubuhnya. Caca menghela napas.
Aga benar-benar sakit.
"Gue maklum kalau lo nggak mandi karena lo lagi demam. Tapi ganti kek tuh baju. Jorok amat sih jadi cowok!"
"Kan udah gue bilang, Ca. Tangan gue sakit banget. Gerak dikit aja langsung nyut-nyut gitu."
"Pelan-pelan kan bisa?!"
"Nggak bisa Ca...."
"Tuh gue towel-towel lo nya nggak kenapa-napa kok!"
"Gue berusaha nahan aja, Ca."
"Itu buktinya lo bisa nahan!"
"Karena ada lo, makanya gue bisa nahan sakitnya."
Pipi Caca memanas. "Jangan sok ngegombal deh. Nggak mempan!"
"Emang gue ngegombal tadi?"
"Serah lu dah. Nggak bakal menang gue kalo debat sama lo."
Caca kembali memeras handuk kecilnya dan menggosok sambil memandang ke arah lain. Berusaha semaksimal mungkin menahan dorongan untuk tidak menyentuh tubuh Aga secara langsung. Kenapa?
Karena setiap kali ia tidak sengaja menyentuh tubuh Aga, jarinya seakan tersengat listrik yang membuat kulitnya bergelanyar aneh.
"Ngomong-ngomong, kemarin kenapa lo nggak dateng?"
"Dateng ke mana?" Aga bingung.
"Ragunan!" Caca kesal.
"Ya ke pensi lah, Ga. Nggak mungkin kan lo ke ragunan...."
"Hmmm ...."
"Apa?"
Caca mendongak menatap Aga heran lalu buru-buru mengalihkan matanya. Mata Aga selalu berhasil membuat pipinya menjadi panas akhir-akhir ini.
"Lo nyariin gue?"
"Siapa yang nyariin elo? Ge-er banget."
"Itu, lo sadar gue nggak dateng."
Anjjrrittt.....nyesel gue nanya!
"Ya gue ... eh ... cuman ... itu ... nggak ngeliat lo aja di gerombolan kelas lo ... gitu."