Perjalanan memakan waktu hampir tujuh jam. Tujuan LDKS kali ini adalah sebuah hutan pohon pinus yang berlokasi di Pegunungan Menoreh yang didominasi bukit dan lembah hingga kelembapan udaranya cukup tinggi. Alasan kenapa para murid diminta untuk membawa jaket, syal, sarung tangan, sepatu boot dan topi untuk menghangatkan kepala. Ketika malam tiba, udara di sana akan menjadi lebih dingin hingga sanggup membuat bulu kaki menggigil.
Selama kurun waktu tujuh jam perjalanan menuju Hutan Pinus Kalilo tersebut, dalam waktu 2 jam terakhir, Caca tidur dengan kepala bersandar di pundak Aga. Gadis itu terlalu lelah dalam perjalanan. Dan ketika akhirnya ia ketiduran dengan kepala yang hampir saja jatuh ke lantai bus, Aga menarik dan menahan kepala gadis itu bersandar di pundaknya sementara kedua matanya sendiri tak henti menatap ke luar jendela bus.
Pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi dan kawasan yang didominasi warna hijau itu mulai terlihat ketika akhirnya bus mereka tiba di lokasi tujuan. Caca terkejut ketika menyadari dirinya ketiduran di tubuh Aga dengan mulut ternganga dan sudut bibir sedikit berliur. Wajahnya langsung memerah. Namun ia merasa beruntung ketika melihat Aga sepertinya juga ketiduran dan tidak menyadari tindakan paling memalukan dalam hidupnya. Maka sebelum laki-laki itu bangun duluan, langsung saja dengan cepat Caca menyeret langkahnya turun dari bus.
Begitu Caca berlalu turun, barulah Aga membuka mata dan terkekeh pelan menertawai tingkah cewek itu. Ia melirik bekas liur di bagian lengan jaketnya lalu menghela napas berat.
Pak Nata selaku pembimbing osis langsung saja memberikan arahan begitu para peserta sudah berbaris asal di depan bus masing-masing. Sementara panita berdiri tidak jauh di samping. Melihat Caca ikut berdiri tak jauh di antara kerumunan, Aga langsung saja menghampiri gadis itu.
“Tidur lo nyenyak banget kayaknya. Jaket gue sampe ada ilernya kayak gini,” ucap Aga, melepaskan jaket yang ia kenakan dan mengaitkannya di pinggang.
“S-siapa yang ileran? Jangan ngaco kalo ngomong!”
Aga hanya mengangguk-anggukkan kepala dengan bibir mencebik seakan tak percaya dengan pembelaan Caca. Ia lalu menoleh ke cewek itu dengan satu alis terangkat ke atas. Ia terkekeh pelan sebelum kemudian melangkah pergi meninggalkan Caca sesuai intruksi Pak Nata yang membagi para peserta untuk mulai membangun tenda, menyiapkan kayu-kayu bakar, perlengkapan masak dan sebagainya sebelum kegiatan LDKS benar-benar dimulai.
“Kenapa lo, Ga?” tanya Farhan melihat Aga meregangkan dan menepuk-nepuk pelan lengan kanannya.
Aga menjawab dengan santai. “Gak tau. Pegel banget. Kayak habis ketindihan sesuatu,” ucapnya sengaja agar Caca dengar.
Otomatis wajah Caca langsung kembali merona ketika Aga kembali tersenyum miring menggoda cewek itu. Memalukan. Detik itu juga Caca benar-benar merasa bodoh dan malu dengan dirinya sendiri. Ngapain lo harus tidur nyanderan di badannya Aga, bego?!!!
Ayu yang baru saja turun dari busnya langsung saja bingung ketika melihat sosok Aga sedang melangkah menjauh bersama panitia cowok.
“Kok Aga bisa ada disini, Ca?” tanyanya bingung.