Airlangga Romance in Highschool

Tari Oktavian
Chapter #31

Chapter#30 Perfect Boyfriend

 Deru motor itu terdengar akrab di telinga Caca. Seketika garis senyumnya langsung saja merekah lebar mendapati Aga sudah melepaskan helm dan bersandar di badan motor seperti biasa, menunggu.Manik kelabu laki-laki itu bersinar hangat ketika ia menemukan Caca.

Aga mengangguk dengan kedua mata. Ditunggunya Caca hingga cewek itu keluar tidak lama kemudian dan berdiri tepat di hadapannya sambil menenteng ransel.

“Udah?” tanya cowok itu.

Caca mengedikkan bahu. “Yup. Berangkat sekarang?” Ia balik bertanya.

Aga tersenyum sekilas. “Nyokap lo mana?”

“Lagi mandi. Tadi udah gue salamin.”

Laki-laki itu mengangguk mengerti lalu menyerahkan satu helmnya pada Caca. Beberapa saat kemudian deru motor meninggalkan gang dan membelah padatnya jalanan ibukota menuju sekolah.

Caca masih ragu mengaitkan kedua tangannya di pinggang Aga bahkan setelah beberapa minggu mereka pacaran. Sama seperti saat pertama kali Aga menjemputnya pergi ke sekolah. Itu tepat di hari pertama sekolah setelah kegiatan LDKS kemarin.

Ia sedang menggosok gigi saat tiba-tiba saja sang mama berteriak mengatakan bahwa Aga sudah menunggu di depan. Menunggu dengan senyum usil khasnya yang membuat cewek itu bingung setengah mati. Menawarkan, bukan, lebih tepatnya memaksa untuk berangkat sekolah bersama. Sama seperti kali ini.

Sebenarnya tidak banyak yang berubah. Hanya saja, ia sudah terbiasa. Terlalu terbiasa menghadapi sikap laki-laki yang satu ini hingga yang bisa ia lakukan hanyalah menghela napas.Tidak hanya menjemput, tapi Aga juga akan mengantar Caca pulang. Hanya dengan kedua kegiatan itu saja, hidup Aga menjadi lebih bersemangat.

Ia merasa seperti punya alasan untuk tetap bernapas di dunia ini. Genggaman tangan Caca itu, ia tidak ingin melepaskannya. Sampai kapanpun ia tidak ingin melepaskannya. Ia benar-benar berharap bahwa ilusi ini akan bertahan lama. Cukup lama hingga ia tidak sadar bahwa semua ini hanyalah khayalan tololnya semata.

Di lain sisi, Caca juga ingat ketika Aga tiba-tiba muncul di rumahnya di satu minggu pagi. Cewek yang baru saja kembali dari warung itu langsung sukses dibuat ternganga lebar saat mendapati Aga dengan kaos hitam tanpa lengan sedang memangkas rumput yang telah menanjang. Sementara Aldo membantu memungut rumput yang berserakan di sekitar. Cowok itu bahkan tidak sadar bahwa ototnya menjadi konsumsi ibu-ibu tetangga yang menggodanya.

“Disuruh nyokap lo,” jawab Aga saat itu.

"Allahuakbar, Ga!"

Caca geleng-geleng kepala. Ia tidak habis pikir. Benar. Dugaannya pasti benar. Pasti ada yang salah dengan otak cowok yang satu ini. Orang bilang, hanya ada dua tipe cowok ganteng di dunia ini. Kalo nggak homo, ya bego.

“Gue heran deh sama lo, Ga. Lo tuh sebenernya bego apa polos sih? Kok mau-maunya dikerjain nyokap gue?!”

Lihat selengkapnya