Aislinn

Nurul Khotimah
Chapter #1

Qiandra Elmira Ardyan

Terlihat seorang gadis cantik tengah duduk di bangku balkon depan kamar miliknya, sambil di temani dengan secangkir teh hangat dan buku diary kesayangannya. Gadis itupun menuliskan sesuatu di buku diarynya dan langsung menghadap ke langit yang sudah mulai gelap di depannya.

"Langit apa kabar? Sepertinya malam ini kamu baik-baik saja ya. Kamu tau gak hari ini aku bahagia banget. Kenapa aku bahagia hari ini? Karena hari ini Kak Dwi pulang ke rumah hehehee," gumam Qiandra.

"Langit selama ini aku merasa sendiri, gak pernah ada yang memahami aku, gak pernah ada seseorangpun yang mengerti keinginan ku. Aku selama ini mencoba bertahan pada saat terpaan angin datang, disaat banyak orang yang menghina dan menghujatku. Tapi, kamu tau gak sebenarnya aku juga butuh seseorang yang bisa mengerti aku loh. Aku terkadang iri dengan semua orang di luar sana. Yang bisa mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang lebih dari orang-orang disekelilingnya. Kapan ya aku bisa merasakan itu semua."

"Aku tau kita harus mensyukuri nikmat Allah yang sudah Ia berikan. Kalau aku buat permintaan sama Allah kira-kira Allah mau kabulin gak ya langit? Aku takut jika aku kebanyakan minta sama Allah, Allah akan marah ke aku hehehe."

"Oh ya langit. Aku lupa, Allah itu senangkan dengan orang yang berserah diri kepada-Nya. Berarti Allah gak akan marah ya kalau aku terus-menerus minta dan berusaha mendapatkan apa yang aku inginkan. Berarti sekarang aku mau minta sama Allah dulu ya langit, kamu tunggu dulu."

"Ya Allah, aku hanya minta satu hal kepada-Mu. Tolong bilang sama papa dan mama untuk ingat aku, pulang dan peluk aku saat aku tidur. Aku tau aku hanya seorang anak kecil yang tidak berarti apa-apa. Tapi bolehkan aku untuk bahagia bersama mereka. Aku ingin sekali seperti teman-temanku yang mendapat kasih sayang lebih dari orang-orang yang dia sayang. Ya Allah kabulkan doaku ini ya Allah. Aamiin."

"Langit aku sudah doa sama Allah. Semoga Allah bisa mendengar doaku ya."

Cklek!

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka lebar dan menampilkan seorang laki-laki bertubuh jangkung memasuki kamar gadis itu. Gadis itupun langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut, betapa kagetnya ia melihat sang kakak sudah berdiri di depan pintu balkon kamarnya sambil menyilangkan tangannya.

"Eh, Kakak!" ucap gadis itu sambil tersenyum kikuk dan di balas dengan deheman singkat oleh sang Kakak.

Lihat selengkapnya