Pernahkah kita berpikir jika hidup itu untuk dinikmati dan dijalani, pernahkah kita berpikir bahwa hidup itu berbeda-beda cara orang lain menjalaninya. Mungkin kita tidak akan pernah tahu sebelum kita berada di titik di mana kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Di titik itu kita bisa memahami bahwa pola pikir setiap orang berbeda dan tidak sama.
******
Di sudut lapangan luas tempat anak-anak sedang bermain dengan teman sebayanya, seorang anak kecil tengah duduk dengan tangan menopang dagu, matanya memerah melihat kerumunan yang tengah asik tertawa bersama, tapi dia tidak bisa ikut bergabung karena tatapan marah yang dilayangkan anak-anak kecil lainnya pada dirinya.
Aroma basah tanah masih bisa tercium akibat hujan yang baru saja mereda, air yang menggenang di beberapa tempat menjadi kolam renang mini untuk satu dua anak bermain. Daun-daun di pepohonan masih basah karena matahari belum kunjung ke luar, terlihat malu-malu pada awan hitam yang masih ada beberapa titik di langit.
Gadis kecil itu terus duduk di sana sembari menunggu, ia masih memiliki sebuah harapan kecil untuk dipanggil bermain bersama, penantian itu terlihat jelas di wajahnya apalagi saat sesekali ada mata mengarah ke tempatnya sedang duduk. Tanpa rasa bosan dia terus menunggu, menanti gilirannya
“Pai lah ka sinan a! Manga kau di siko jo lai?” usir seorang anak saat si gadis cantik yang masih berumur empat tahun itu masih duduk di sekitar lapangan.
("Pergilah ke sana! Mengapa kamu masih di sini")
“Awak nio main jo kalian!” jawab gadis itu dengan suara lantang tanpa mengalah.