Seperti yang aku minta, Lucky dateng jam 6 malam, dia ditemani oleh anak buahnya yang bernama Candra. Mereka dateng dengan baju warna hitam, rambut sama-sama diikat, berbadan kekar, membawa zupa-zupa dan lilin juga. Hah! Emangnya mau ada acara makan-makan hihi, maksudku Dupa-Dupa, upss! maaf typo ucapan, maklum sedari tadi daku belum minum wk.
Lucky menyuruhku untuk fokus bekerja seperti biasa, karena urusan huntu biar mereka saja yang tangani. Terus, dia nyusun lilin gitu di depan jendela ruangan aku, disusun berbentuk lingkaran. Sementara temannya, nyimpan dupa-dupa di tiap sudut kantor ini dan meninggalkan kami berdua. Haduuuh! Ko nackal si, so sweet, udah kaya mau ditembak aja nih sama dia malam ini haha.
Aku segera sadar dari lamunanku, langsung menepuk-nepuk wajah, Rin Fokus yah, kamu lagi kerja dan dia lagi mau usir hantu bukan nembak kamuu, pelease!
Selepas nyusun lilin, Lucky kembali berdiri dan memejamkan mata untuk merasakan energi negatif di ruangan ini.
"Riin!."
"Apa Luck?"
"Kamu kalo ke dapur, suka ngerasain ada yang ngamati ga?"