BEL sekolah berbunyi, menandakan siswa/i harus pulang ke rumah masing-masing. Jam saat ini, yang ditunggu-tunggu oleh para siswa. Dimana mereka bisa bebas bermain di sekolah, atau pulang-Tujuannya, nongkrong-Banyak siswa yang tidak ingin ketingallan. Tidak dengan Wahyu, hari ini dia kebagian jadwal piket. Seharusnya tidak Wahyu saja, tapi karena yang lain sudah melakukannya, Wahyu harus mau piket sendirian.
Soraya masuk ke dalam kelas Wahyu seraya menyebut "End-Of-The-Day" di setiap langkahnya. Dia berhenti ketika Wahyu menghalanginya berjalan. Soraya langsung mendorong temannya cukup keras, dia terus menyebut kalimat itu di setiap langkahnya. Berputar-putar di depan papan tulis, seolah menghitung lantai.
Seharusnya mereka berdua sekelas, tapi setelah masuk ke kelas 12, mereka harus berpisah. Soraya masuk kelas 12 IPA C, sedangkan Wahyu masuk kelas 12 IPA A. Perbandingan itu lumayan jauh, hal itu dibedakan karena Wahyu lebih pintar bagi Soraya. Mungkin-Terlalu pintar untuk Soraya, itu pas untuknya.
"Lo kenapa sih?" Wahyu menarik tangan Soraya, agar dia bisa berhenti berputar-putar. "Gak pusing apa?"
"Ciee, Yu peduli sama Ay" Soraya nampak pusing, membuat dia melantur dalam berbicara saat ini.
"Lo ngomong apa?" Wahyu berharap besar dengan hal ini. "Jawab gue Ay!"
"Bentar, aya pusing sekali" Soraya menggelengkan kepalanya, tidak-tidak mengurangi rasa pusingnya.
Soraya nampak baikan, dia mengulang pertanyaan Wahyu kembali. "Lo ngomong apa?"
Wahyu berpikir, hal itu akan sia-sia jika ditanyakan kembali. Dia takut, jika dia bertanya kembali, ada hal yang memungkinkan hal buruk yang terjadi. Melupakan hal itu, Wahyu menghapus tulisan di papan tulis melanjutkan piketnya. Setelah itu, dia menyimpan penghapus papan tulis di meja. Mengambil tasnya, Wahyu pergi dari kelas dan melupakan Soraya.
"Wahyu! Kok gue ditinggal sih!" Soraya berlari mengejar Wahyu. Hingga berhenti di depan kelas, karena Wahyu juga berdiam diri di depan mading.
Soraya menghampiri Wahyu lebih dekat, sehingga mereka berdiri dengan jarak satu langkah anak kecil. Soraya melihat Wahyu nampak memperhatikan kertas yang tertempel di mading.
"Lagi ngeliatin apa sih?" Tanya Soraya kepada Wahyu, setelah dia mendorong Wahyu. "Perlombaan seni antar sekolah yayasan abdi bangsa! Untuk malam tahun baru!"
Semangat '45 Soraya mengajak Wahyu untuk mengikuti perlombaan ini. Karena memang itu persyaratannya. Membuat Soraya berharap besar, Wahyu sengaja memperlambat menjawab.
"Gimana? Wahyu? Yu? Wahyu?!!" Soraya sangat tidak sabar, ingin mendengar jawaban dari Wahyu.
"E-nggak! Nanti-" Wahyu berhenti bicara saat melihat Soraya nampak sedih dengan hal ini. Menghela napas, "Oke, kita ikutan"
Soraya sangat bahagia dengan pernyataan itu, walau hanya sekelibat. Dia percaya bahwa ini adalah kesungguhan hati yang mempersatukan. Refleks, Soraya memeluk Wahyu begitu erat.