Blurb
Mia mengenal Luna saat tak sengaja menemukan gadis tunawicara itu menangis dalam keadaan terikat pada salah satu pohon di belakang gedung pesantren barunya. Awalnya Mia berharap bisa berteman dengan Luna. Namun yang Mia lihat tak lama setelah kejadian itu, hanya berupa mayat kaku Luna yang sudah dia temukan dalam keadaan menggantung diri ditemani teriakan histeris Wina.
Jelas saja, Mia merasakan kehilangan yang kuat, sekaligus rasa bersalah yang mengingatkan Mia pada kejadian yang dirinya alami di masa lalunya. Karena hal itu Mia berusaha untuk mencari pelaku perundungan yang dirinya yakin menjadi penyebab kematian Luna, walau pengakuan Mia tak ada yang mempercayainya dan hanya di anggap omong kosong semata.
Dia tak akan menyerah kalau memang harus kembali terseret ke dalam jurang masa lalunya. Mia tidak mau hanya berpangku tangan saja untuk meraih keadilan bagi teman-temannya.
Karena mungkin dengan begitu, Mia bisa sedikit demi sedikit mengobati rasa bersalahnya.