Jam menunjukan pukul tiga lewat lima belas menit saat para santri mulai berkumpul untuk mengaji di dalam masjid putri. Mia segera melipat mukenanya lalu mengambil Qur'an saat santri lain sudah mulai bersiap-siap membacakan surat yang sudah di instruksikan Umi Jihan dan dua pengasuh lainnya.
Mia ikut membaca dan berusaha fokus untuk menghayati setiap ayat yang dirinya lantunkan. Saat tiba waktu bagi santri untuk membaca secara bergiliran atau di tunjuk salah satu dari pengasuh putri. Yang pertama kali mendapat bagian itu adalah Intan, dia membacanya dengan lancar tanpa hambatan atau masalah lainnya, kemudian di lanjutkan dengan tujuh santri lain yang berada di samping tempat duduknya. Dan setelahnya, salah satu pengasuh mulai menunjuk secara acak siapa santri yang kebagian jatah mengajinya hari ini.
Sebenarnya, Mia berharap-harap cemas di samping Wina yang sejak tadi fokus, dirinya masih belum terlalu percaya diri jika harus mengaji secara langsung di depan orang banyak. Mia berdoa, berharap bukan tiba gilirannya yang menjadi orang pertama mendapat jatah tunjuk itu. Dan sayangnya memang benar, doanya terkabul. Yang di tunjuk bukannya Mia, melainkan Salma yang ternyata duduk dua baris di belakang tubuhnya. Mia diam-diam menghembuskan nafas lega.
Sedangkan Salma, walau dengan ekspresi ogah-ogahan, perempuan itu tetap menurut. Dia mulai bersuara, melanjutkan ayat yang di baca santri lain sebelum giliran dirinya tiba. Awal bacaan itu tak ada yang perlu di komentari, terdengar bagus dan benar setiap huruf dari ayatnya, namun hal itu tidak bertahan lama, Salma mulai tak fokus dan beberapa kali salah membaca tajwid dan selalu di benarkan oleh umi Jihan atau para pengasuh lain.
Tak jarang Mia mendengar ada yang tertawa, walau tawa mereka terdengar kecil sekali, mungkin saja beberapa orang di sini bahkan tak mendengarnya. Namun sepertinya tidak dengan Salma, perempuan itu langsung melotot tajam kearah anak-anak yang duduk barisan Mia. Namun aksi Salma berakhir mendapat teguran dari Umi Jihan saat Salma tak melanjutkan bacaannya.
Setelah bagian Salma selesai, kemudian di lanjutkan anak lain dan seterusnya sampai tak terasa sudah tiga puluh menit berlalu. Mia mulai menutup al-qur'an-nya saat bel pertanda istirahat terdengar. Orang-orang mulai beranjak pergi setelah Umi Jihan mengakhiri kegiatan hari ini.
Mia kemudian mengedarkan pandangan, menatap kemana perginya Salma yang sosoknya masih bisa Mia tangkap. Perempuan itu terlihat berjalan terlalu buru-buru, hingga menabrak dua orang di depannya sampai terjatuh. Mia melihat Salma mengucapkan sesuatu, sebelum di akhiri dengan senyum miring khasnya kemudian berlalu pergi. Mia menyadari kalau dua santri yang sengaja di tabrak Salma adalah dua sosok yang juga menertawakan perempuan itu tadi.
"Mia, kenapa?"