Akhir yang Dinanti

judizia
Chapter #15

Empat Belas.

Mia kini berhadapan langsung dengan Umi Jihan yang balas memandanginya masih dengan tatapan tidak percaya. Mia dan Wina mengerti akan respon itu, mereka sudah menebak kalau apa yang Mia katakan tadi hanya akan di anggap sebagai bentuk 'cari perhatian' anak-anak seusia Mia.

Dia awalnya berekspektasi Umi Jihan akan mempercayai ucapannya, setelah Mia menceritakan mengenai mimpi yang dia alami. Cerita yang sesuai Mia katakan pada Wina kemarin. Namun setelah Mia dan Wina mulai kembali mengungkit mengenai perundungan yang di alami Luna. Ekspresi Umi Jihan langsung berubah. Dia terlihat sangat-sangat lelah.

"Mia, Wina dengar. Kalaupun ada perundungan di pesantren ini. Mungkin sejak awal polisi sudah menangkap pelakunya. Lalu sekarang, apa ada seseorang yang 'mungkin' saja pelaku yang mereka tangkap? Nggak ada kan?" tanya Umi Jihan sambil menggenggam lembut tangan keduanya. "Jangan terlalu terbebani dengan apa yang kalian lihat. Semua ini bukan salah kalian. Terutama kamu, Mia. Jangan sampai hal itu berdampak buruk bagi kesehatan kamu. Kalau sampai hal itu terjadi, dengan terpaksa Umi akan kasih tahu kedua orang tuamu nanti. Kalian harus tahu, ini bukan sebuah ancaman kosong."

Wajah Umi Jihan mulai berubah serius setelah mengatakan kalimat terakhir itu.

"Kalian bisa keluar. Masih ada jam pelajaran selanjutnya. Ingat, jangan berani-berani untuk membolos kelas."

Itulah percakapan terakhir ketiganya sebelum mereka benar-benar di tendang keluar dari ruang BK.

Mia galau, dia sampai di tegur pengajar lain saat sering tak fokus menjawab pertanyaan yang diberikan. Bahkan saat mengetahui kalau hari ini jadwal dari menu makan kesukaan Mia pun perasaannya tak berubah. Dia malah kurang berselera.

"Udahlah, Mia. Jangan dipikirin. Kita kan masih punya rencana lain." Wina menepuk bahu Mia pelan. Kemudian meminta perempuan itu untuk makan. "Kalau kamu masih nggak nafsu buat makan. Biar ayam rica-rica-nya buat aku aja. Gimana?"

Mia tepis pelan tangan Wina saat tangan itu hendak menyentuh lauknya.

"Jangan coba-coba ya."


**


Lihat selengkapnya