Akhir yang Dinanti

judizia
Chapter #16

Lima Belas.

"Selama seminggu ini apa yang kalian berdua temukan?"

Pertanyaan itu berhasil membuat fokus Mia teralihkan. Dia pandangi detektif Diana yang tengah duduk sambil memandangi mereka berdua. Kedua tangannya terlihat memegang buku catatan kecil dan juga bolpoin, terlihat sekali menunggu apapun yang keluar dari mulut Mia dan Wina.

"Sayangnya aku nggak temukan apapun. Sesuai saat di interogasi polisi, mereka mengatakan hal yang sama. Nggak ada kecurigaan khusus mengenai teman Luna yang mungkin tahu mengenai pelakunya."

Wina memang mencari tahu tentang Luna dari teman dekat perempuan itu. Dia yang lumayan mahir bahasa isyarat memilih terjun ke sana.

"Oke. Lalu Mia?"

Mia terdiam sejenak, saat mengingat percakapan terakhirnya dengan Salma. Entah itu hanya sekedar omong kosong belakang atau tidak. Saat Salma mengatakan mengetahui mengenai keberadaan buku diari itu, sayangnya dia tak ingin memberi tahu sampai Mia berhasil menemukan pelaku yang menurut Mia melakukan perundungan terhadap Luna.

Lalu saat Mia menjawab kalau Salma pelakunya, perempuan itu malah tertawa keras. Tanpa mengatakan apa-apa.

"Maaf, sayangnya saya nggak temukan apa-apa."

Bukannya Mia hendak berbohong. Hanya saja dirinya masih ragu mengenai segala praduga-praduga yang ada dalam otaknya kini. Mia merasa perlu menyembunyikan dulu mengenai asumsinya terhadap Salma. Karena memang bisa saja perempuan itu bukanlah pelakunya.

"Baiklah. Kalian bisa pergi sekarang."


**

"Kyaaa! Setan!"

Mia dan Wina langsung kembali ke asrama mereka saat keduanya tak sengaja mendengarkan teriakan dari seorang santri yang terbirit-birit keluar dari kamar mandi. Wajahnya terlihat di banjiri oleh air mata saat Mia menghadangnya untuk tidak pergi.

"Kamu kenapa?"

Lihat selengkapnya