“Ceritakan masa lalu kamu, saya akan mendengarkan semuanya.”
Berkedip dua kali, meletakan telunjuk di area bibir serta bola mata bulatnya menyusuri atap putih di ruangan segi empat yang didominasi aroma jeruk, Baekha menyengir seperti kuda tapi tampak lucu ketika deretan gigi rapih dan kecilnya membingkai wajah oval itu.
“Dokter yakin mau denger? Kalau saya nangis, peluk ya.” Dia mengangguk, dengan senang hati akan merentangkan tangan kalau Baekha ingin dipeluknya.
Laki laki berusia 27 tahun, ada gelar M.psi di belakang namanya, kulit wajahnya mulus, glowing karena skincare rutin yang dipakai. Nilai plus yang dimiliki dokter tampan itu adalah sikapnya yang baik hati, lemah lembut meski sudah berapa kali masuk perangkap jahil Baekha. Malaikat berwujud manusia itu bernama …
“Dokter Alam baik, jadi saya mau ceritain masa lalu yang gak pernah saya ceritakan ke dokter lain. Tapi saya suka tiba tiba nangis, nanti dokter langsung peluk aja ya? Gak usah sungkan loh sama saya. Kalau besok saya hamil gara gara pelukan, dokter gak usah tanggung jawab kok. Saya suka anak kecil, mau jadiin eksperimen kalau di jadiin sup, tulangnya enak gak.”
Baekha memiringkan wajah, berkedip lucu seraya menggoda dokter pribadi barunya yang kadang suka sekali mengecupi pipi chubbinya. Katanya Baekha mirip adiknya, padahal Baekha sudah masuk masa puber, paham mana cowok ganteng dan cowok kurang ganteng. Dokter Alam itu … menggoda iman para wanita yang kurang beriman. Dia tampan, kalau Baekha suka, wajar bukan?
“Panggil saya dokter Feri. F.e.r.i. Ingat? Sudah lima kali pertemuan dan kamu masih lupa nama saya? Sebenernya saya paham kenapa kamu butuh psikiater. Otak kamu sedikit bolong ya, sampe rela hamil dan jadiin anak sendiri eksperimen sup?” Laki laki berstelan jas putih khas orang orang berbau obat, menangkup wajah oval Baekha gemas. Gadis sma yang berstatus pasien pribadinya suka sekali memanggil namanya dengan nama lain. Sesuka hati dia. Gilang, Momon, Andre, Lee seung Gi termasuk Alam seperti tadi sudah menjadi list tersendiri di otak Baekha untuknya.
“Gak juga, saya kan belum hamil.”
Tidak baik ngobrol rancu dengan Baekha, semua yang tadinya satu jalur mendadak buyar karena kebodohannya. Ya, mana ada orang waras kalau diajak ngobrol tidak nyambung begini.
“Lupakan masalah anak, kita sedang tidak membicarakan anak yang rela lahir dari rahim kamu. Sekarang, bagaimana kalau kita langsung mulai saja sesi terapinya?”
“Oke dokter Feri.”
Feri mengacak surai pendek itu cepat, dia anak baik dan cepat sekali menurut.
“Coba ceritakan, jangan ngarang cerita ya? Diantara kita harusnya gak ada rahasia loh.” Bisik dokter Feri di samping telinga Baekha yang mana si empunya balas mengangguk antusias serta tidak sabar ingin membeberkan semua kisah masa lalunya.
Hening
Baekha diam dan dokter Feri sibuk menyiapkan beberapa alat catat untuk menangkap semua arah keluhan yang Baekha utarakan nanti. Rumornya, Baekha sudah berganti sepuluh psikiater pribadi. Mereka gugur lantaran tidak sanggup diperbudak oleh pasien kurang waras seperti Baekha.
Mereka alih alih melakukan perannya sebagai psikiater, memiliih undur diri dan minta gajih di muka, alasannya karena Baekha memiliki komplotan berupa kakak kandungnya untuk merundung mereka sampai benar benar tidak sanggup bertahan.
Dokter Feri, satu satunya yang bertahan karena telaten dan tidak pantang menyerah menghadapi pasiennya. Apakah sebaik itu sosok Feri? Mungkin. Feri hanya membuang sisa waktunya untuk mengurus Baekha sampai gadis itu sembuh dan menjalani hari harinya seperti remaja kebanyakan, setelah itu akan Feri pinang Baekha menjadi istrinya. Kalau boleh, akan ia kurung selama lamanya.
Baekha menarik di matanya.
Menggemaskan
Lucu
Unik
Dan Feri pastikan tidak ada yang bisa melirik Baekha sedikit pun selain dirinya. Akan ia bunuh semua laki laki yang mencintainya.