Tiba-tiba sebuah cubitan mendarat di pipi tembem Maria.
"Apa yang kau lakukan, Kek?" tanya Maria dengan tersipu.
Kakek Gio hanya tersenyum, lalu sambil mengedipkan mata kirinya dengan genit, dia berkata,
"Ada lalat sedang main-main di pipi kamu, kakek mau memilin telinganya biar kapok, eh...dasar lalat bandel, main kabur aja dia," kilah Kakek Gio.
"Malah pipi kamu yang jadi kena cubit," lanjut Kakek Gio sambil senyum-senyum kecil.
Maria semakin tersipu,
"Jangan mengada-ada, Kek! aku sama sekali tak melihat lalat terbang di sekitar wajahku, lagi pula malam-malam, mana ada lalat?"
"Nah, itu! makanya aku bilang lalat bandel, udah tahu malam-malam masih keluyuran aja."
"Jika kau tak percaya, coba kau lihat ke cermin, masih ada tahi lalat yang tertinggal di pipimu."
***
Itu adalah sentuhan pertama yang dirasakan Maria Ojawa sepanjang hidupnya, bukan dari sosok kekasih yang tampan ataupun kaya, tapi dari seorang kakek-kakek genit berpenampilan glamor layaknya remaja usia 20 tahunan.
Dia selalu mengaku bernama Gio, lengkapnya Don Giovano, tapi dari nama yang tertera di kartu kredit yang dia keluarkan untuk membayar makan malam kami, tertulis nama Sugiono.
Ah... siapa yang mau peduli, selama dia royal dan mau mengeluarkan banyak uang untuk kebutuhanku, bahkan jika nama aslinya adalah Bendot, Paiman, atau apa saja lah, aku tak pernah peduli!
Itulah hal yang terlintas di benak Maria Ojawa tentang Kakek Gio, Maria Ojawa sendiri hanyalah seorang artis bintang iklan yang saat ini kehilangan banyak pemasukan karena larangan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, di sisi lain, lesunya perekonomian juga memicu para pelaku bisnis untuk lebih mengencangkan ikat pinggang dengan mengurangi iklan-iklan melalui media TV yang bisa membuat bengkak biaya pengeluaran mereka.
"Kakek mau pulang ke mana? biar Maria antar ya!" ucap Maria waktu pertama melihat Kakek Gio yang terduduk seperti orang linglung di parkiran stasiun TV tempatnya bekerja.
"Kakek tidak ingat, Maria,"
"Kenapa kau tak membawaku ke rumahmu saja," kata Kakek Gio memelas.
Maria menghela napas dengan berat, "Bukannya Maria nggak mau, Kek. Tapi apartemen Maria sangat sempit, cuma ada satu kamar, itu pun Maria harus berbagi tempat tidur dengan Nadia, adik Maria."
"Kakek kan bisa tidur di ruang tamu, Maria."
"Coba liat dompet kakek, siapa tahu Maria tahu alamat yang tertera di KTP kakek."