Aki-aki yang Tak Terlihat T̶u̶a̶ Muda

Ellya Kaddams
Chapter #2

Lelaki Aneh

Maria menuntun Kakek Gio memasuki mini market setelah memarkirkan mobilnya.

"Kakek pilih dan ambil sendiri ya minuman yang Kakek suka, aku akan menunggu Kakek di bangku yang ada di depan kasir itu," ucap Maria sambil menunjuk bangku yang berderet di depan kasir.

"Tapi Kakek nggak bawa uang."

"Nanti aku yang bayar."

"Benarkah?"

"Kalau begitu tambah sedikit makanan boleh? kakek juga lapar, dari siang belum makan."

Maria hanya mengangguk.

Kakek Gio lalu berjalan sambil berjingkrak layaknya anak kecil yang baru diberi permen, tubuh tuanya langsung menghilang di antara rak makanan yang berjajar di dalam mini market. Sementara Maria berjalan ke arah bangku yang tak jauh dari kasir menunggu Kakek Gio memilih minuman.

Sambil menunggu, Maria duduk di bangku dan mengeluarkan telepon pintarnya. Hal pertama yang dia lakukan adalah membuka aplikasi mobile banking.

"Uhhh ...!" keluh Maria.

Belum ada perubahan saldo sama sekali, cuma deretan angka 5 digit yang diikuti 2 angka di belakang koma yang tidak ada arti, artinya tidak ada apa pun untuk bisa ditarik meskipun menggunakan mesin ATM dengan nominal penarikan paling kecil sekalipun.

"Bagaimana bisa ada saldo kalau kerjaan saja masih sepi," kata Maria dalam hati. 

"Ngarepin petugas Bank salah masukin data? transfer nyasar atau tuyul iseng?"

"Heloooo, wake up Maria," suara hati Maria yang lain mengejeknya.

 

"Maria, sini!" terdengar teriakan Kakek Gio yang sudah berdiri di depan kasir sambil mendorong keranjang kereta yang penuh dengan makanan dan minuman.

"Kakek?" pekik Maria kaget, dia langsung berdiri dan menghampiri Kakek Gio.

"Kenapa Kakek mengambil makanan dan minuman sebanyak ini?" tanya Maria gusar, uang selembar yang tersisa dalam dompetnya pasti tidak akan cukup untuk membayar semua belanjaan yang Kakek Gio ambil.

Sementara petugas kasir sudah mulai menghitung satu persatu belanjaan Kakek Gio.

"Totalnya 1.696.960, mau bayar tunai atau kartu?" ucap kasir membacakan jumlah total yang harus dibayar.

Kakek Gio tersenyum menyeringai ke arah Maria dan diikuti tatapan petugas kasir.

Maria tidak bisa berkata apa-apa, tubuhnya seperti lunglai tak bertulang, dia tahu dengan pasti kartu kreditnya sudah lama terblokir, sementara kartu ATM-nya sendiri, bahkan untuk membayar sebungkus rokok tak akan cukup.

Memikirkan hal itu, wajah Maria sudah pucat dan keringat dingin mulai keluar dari sekujur tubuhnya.

 

Lihat selengkapnya