Aki-aki yang Tak Terlihat T̶u̶a̶ Muda

Ellya Kaddams
Chapter #4

Madam Cherry

Brak!

Pluk... pluk... pluk... pluuuuuuung!

Madam Cherry tiba-tiba melempar remot TV yang ada di tangannya.

“ACARA TV MACAM APA INI!” teriak Madam Cherry histeris.

Lusi, sang co-produser hanya menggigil ketakutan melihat keberingasan Madam Cherry.

Sementara remot TV yang dilempar Madam Chery membentur lantai berkarpet dengan sangat keras kemudian memantul di meja 2 kali dan akhirnya keluar jendela lalu terjun bebas dari lanatai 3 langsung masuk ke mangkok baso di tangan Kakek Gio.

“Goaaaaaal!” ueforia Nadia sambil melompat kegirangan. Muka kakek Gio terliat bertambah tua ketika cipratan air baso membasahi sebagian pipi dan tepi bibirnya.

Kakek Gio menyeka bibirnya dengan juluran lidahnya.

“Woy! siapa yang melempar remot sembarangan?” teriak kakek Gio.

Dari atas ruang meeting di lantai 3, Madam Cherry bergegas menoleh ke bawah dari jendela.

“Maaf, Kek! nggak sengaja,” teriak Madam Cherry acuh, lalu dia kembali berjalan menghampiri Lusi yang masih ketakutan.

“Siapa yang punya ide cerita ini?” bentak Modem Cherry

“Ee... ee...” Lusi tak bisa berkata-kata dengan jelas.

 

Brak!

“Jawab!” bentak Madam Cherry lagi sambil tangannya menggebrak ke atas meja.

“Aw... sakit!” tiba-tiba suara garang Madam Cherry berubah menjadi erangan yang memilukan, dia mengangkat tangan kanannya sambil meniup-meniup telapaknya yang berwarna merah karena menggebrak meja terlalu keras.

Lusi yang melihat kejadian itu langsung panik dan menghampiri Madam Cherry.

“Madam!... Madam!..., Madam nggak papa?” teriak Lusi panik sambil tangannya berusaha memegang tangan Madam Cherry.

“Diam!”

“Kamu tetap diam disitu!”

Lusi langsung menghentikan langkahnya dan berdiri mematung di tempatnya semula mendengar bentakan Madam Cherry yang kembali terdengar garang.

“Kamu benar-benar tidak becus dalam bekerja.”

“Kalau Krans Studio terus menerus menayangkan acara sampah macam ini, bisa-bisa kita bisa bangkrut, LUCIII” tekan Madam Cherry.

“Maaf Madam, nama saya LUSI, pake ‘S’, bukan LUCI.”

"Emangnya Lucinta Maya," gerutu Lusi dalam hati. 

“Bodo amaaat, mau Lusi, kek!, mau Luci kek!, mulut, mulut gue, kenapa lu protes?” kemarahan Madam Cherry semakin tak terkendali.

“Tapi, itu kan nama Lusi, Madam!”

“Nama itu do’a, pemberian dari orangtua.”

“Dan orangtua Lusi sudah capek-capek bikin nama buat Lusi pakai acara selametan sama bikin bubur merah dan bubur putih segala lagi, itu kan butuh biaya yang tidak sedikit, Madam.”

“Kamu be...”

 

Lihat selengkapnya