Aki-aki yang Tak Terlihat T̶u̶a̶ Muda

Ellya Kaddams
Chapter #12

Somasi Hari Banyu

Seorang wanita setengah baya memasukkan kembali sebuah berkas ke dalam amplop cokelat yang ada di tangannya. REHAT SITOMPEL Law Firm tertulis jelas di sisi bagian depan amplop itu.

Nyonya Monalisa melempar kertas itu ke atas meja di kamarnya. Wajahnya terlihat pucat, sementara sebuah nama Grace masih terlihat di log panggilan terakhir dari ponsel yang ia letakkan tak jauh dari sebuah foto yang berdiri di atas meja itu.

“Jacob, akhirnya hari yang kau takutkan datang juga.” Nyonya Monalisa meraih sebuah foto dengan gambar pasangan muda sedang memeluk perempuan cantik kecil sedang bermain di antara salju.

“Aku sama sekali tak menyalahkan takdir yang menyertaimu. Hanya saja ... Kenapa harus Grace yang menanggung semua ini.” Nona Monalisa menyeka air matanya yang kembali mengalir deras di kedua pipinya.

“Hari ini, Hari Banyu melayangkan somasi kepada anak kita, Grace. Ia meminta Grace menyerahkan Krans Studio kepadanya atau rela menjadi istri ketiganya jika tak mau kehilangan aset peninggalanmu.” Tangan tua yang mulai berkerut itu membelai wajah kecil Grace dari sebuah foto yang terlindungi oleh kaca dari bingkai itu. Tatapannya begitu lekat seolah tak rela kehilangan sosok bidadari kecil yang kini beranjak dewasa.

“Ini putrimu? Wah cantik sekali!” sanjung seorang lelaki yang tak berbeda usia dengan Jacob. Di sebelah lelaki itu berdiri seorang lelaki kecil yang berusia hanya sekitar tiga tahun lebih tua dari Grace.

Jika saat itu usia bocah lelaki kisaran sepuluh tahun. Pastilah usianya saat ini sekitar 30 tahun, sementara Grace saat ini baru menginjak 26 tahun. Kok selisihnya jadi empat? Lupakan saja perbedaan dan perselisihan. Mari kita fokus pada Grace yang dalam usia ini, sudah dianggap perawan tua dan siap diperistri.

Tianjung nama lelaki itu. Dia adalah sahabat karib Jacob yang sekarang tinggal di Negeri Sakura. Dengan raut wajah yang berseri, Tianjung mengangkat tubuh kecil Grace dan menaruhnya di atas pundaknya.

“Ayah ... Ayah ... Boleh enggak kalau anak itu buat Gio,” rengek lelaki kecil di samping Tianjung. Monalisa dan Jacob sontak terbahak mendengar celoteh Giovanni kecil.

“Kamu suka dengan ....”

“Grace, namanya Grace,” terang Jacob menatap Tianjung yang kerepotan menyebut nama Grace.

Tianjung menurunkan kembali tubuh Grace dan mendekatkannya ke arah Gio. “Grace kamu mau menjadi adik Gio?” tanya Tianjung seraya berjongkok menyamakan tinggi tubuhnya dengan kedua anak yang sekarang berdiri di depannya.

“Ayo beri salam kepada Paman Tianjung dan Gio, Grace!” perintah Jacob sambil tersenyum menatap putrinya yang tersipu di depan Gio. Ia lalu menjabat dan mencium tangan Tianjung. Namun saat berhadapan dengan Gio, ia berlari menyembunyikan wajahnya di balik pelukan Jacob.

Lihat selengkapnya