Ternyata ia benar, aku hanyalah seorang pengecut. Jika saja aku tak menanyakan perihal tentangnya, mungkin sampai saat ini aku tak akan pernah bisa mendapatkannya. Bahkan kapanpun.
Aku pun mulai mencoba mengulik informasi tentangnya, dari temen-temen cewek yang mengenal dia dengan baik. Hal awal yang kutanyakan adalah dimana tempat kebiasaannya. Mulai dari kelasnya, kantin yang biasa dikunjungi, tempat duduk yang ia tempati, hingga toilet yang ia pakai.
Dan benar, aku selalu menemukannya di tempat-tempat tersebut. Tapi masalahnya, keberanianku hanya sampai di situ. Aku tak berani mendekatinya. Hanya bisa memperhatikannya dari jauh. Aku hanya takut, jika nanti dia melihatku, dia akan menghilang. Lebih-lebih jika dia melihatku saat sedang tak memakai kacamata. Mungkin aku yang akan menghilang.
Hmm .. Kalo kayak gini. Mau kenalan aja susah, gimana PDKT? Yang masih aku heran. Mengapa aku hanya melihatnya di sekolah saja? Aku tak pernah melihatnya di luar sekolah. Beda dengan teman-teman yang lain. Baik kenal maupun tidak. Banyak yang sering berjumpa. Sedangkan Zinnia .. Sekalipun tak pernah melihatnya di luar sekolah. Katanya, dunia ini selebar daun kelor? Mana? Haruskah masih percaya?
Sebenarnya dia tinggal dimana sih? Oh iya, kenapa aku gak tanya aja ya? Aksa, Aksa, bagaimana bisa tak terpikir olehmu? Kamu punya teman-teman yang baik. Banyak mata yang mengelilinginya.
***
"Bagaimana? Info apalagi yang ingin kamu ketahui?"
Teman cewekku yang satu ini bener-bener baik. Selain berbaik hati memberi informasi bahkan hingga detail, dari kemarin. Dia juga tak menyangkutpautkan alasanku menanyakan mengenai Zinnia. Beda dengan teman-teman lain, yang kalo kutanyai pasti malah nanya balik.
"Kenapa sih tanya-tanya? Jangan-jangan .. Hayo .. Suka ya ama Zinnia?"
Kalo temenku ini terbuka banget, selalu menjawab keingintahuanku. "Emm itu.. Zinnia rumahnya mana?" tanyaku to the point.
"Rumahnya .. Gak jauh kok dari sekolah."
'Hah? Berarti deket sini dong?'
***