Lepas baju mahalmu
Tak perlu merah bibirmu
Tenang ada aku
Satu penggemarmu yang mencintaimu
Di balik layar
Saat datang lelahmu
Datang padaku dan bersandar di bahu kiriku
Di balik layarmu…
Jika lusa berganti
Datang kembali sepi
Sembunyi denganku di balik layarmu
Air mataku tanpa sengaja lolos begitu saja menetes mengenai buku yang tengah kupeluk. Refleks menghentikan langkah, ku usap air mata di pipi dengan cepat. Berharap tidak ada siapapun yang melihatnya. Sepi memang menguasai jalan yang tengah ku lalui ini, hingga tidak kudapati satupun orang yang berjalan sepertiku. Hanya sesekali kendaraan yang melintas membawa angin yang menghembus meniup bahu kananku. Namun tetap saja akan sangat memalukan jika seseorang melihatku meneteskan air mata secara tiba-tiba ini.