Ditengah perayaan bintang yang bersinar di langit malam, sebuah cahaya baru telah lahir, menambah keindahan galaksi keluarga kecil kami. Seperti embun yang menyejukkan dedaunan, kehadiran anak kedua kami membawa harapan segar dan kehidupan baru ke dalam dunia yang kami bangun.
Dalam rahim waktu, menunggu dengan penuh harap, di dalam hatiku bersemayam layaknya bunga yang siap mekar. Setiap detak jantungnya seakan sebuah lagu tentang cinta, bergetar dalam kedamaian. Ketika si kecil itu mengeluarkan tangisan pertamanya, suara itu seperti melodi indah yang memeluk seluruh ruang rumah keluarga kami.
***
Berkali-kali aku mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Sang Maha Pencipta. Anak kedua kami lahir tepat di penghujung tahun, 31 Desember 2019 jam sebelas malam secara normal di rumah sakit tempat Aksara dilahirkan.
Bayi kecil kami, malaikat kecil kami berjenis kelamin laki-laki, lahir dengan berat tiga kg dan panjang 55 cm. Sangat lucu dan menggemaskan, lahir dengan tangisan yang paling nyaring. Alhamdulillah adik kecil Aksara lahir dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Aku, Mas Hanung dan keluarganya sangat senang melihat anggota keluarga mereka bertambah satu lagi dan itu laki-laki.
Aku bisa melihat bagaimana senangnya Ibu Mertua melihat cucu laki-laki kedua kami. Berkali-kali ia menimang-nimangnya meski sudah diperingatkan Mas Hanung untuk tidak berisik karena takut mengganggu pasien lain.
“Wah! Cucu Oma cakep banget, sih! Ganteng! Kayak Almarhum Opa. Eh, sudah kalian kasih nama?”
Aku dan Mas Hanung tersenyum saling melempar pandang.
“Sudah, Ma. Namanya Samudera Narendra,” jawab Mas Hanung. Seutas senyum terukir di wajah beliau.
“Nama yang bagus. Samudera … pas seperti pekerjaan almarhum Opa dulu di berlayar di samudera,” seru Ibu Mertua.
“Waktu hamil, Widya pengen banget ke pantai, tapi karena covid jadi ditunda.” Ibu Mertua mengangguk saja mendengar penjelasan dari Mas Hanung.
Berkali-kali aku mengucapkan rasa syukur, karena Ibu Mertua sangat menyayangi cucu keduanya dari Mas Hanung.
Bagaimana dengan Aksara? Awalnya dia begitu cuek padaku selama beberapa hari karena aku lebih fokus mengAsihi Samudera, adiknya. Setiap aku dekati dia selalu menjauh, bahkan mulai tantrum. Aku mengerti, mungkin dia belum mengerti makna adik yang sebenarnya. Butuh waktu baginya untuk menerima kehadiran makhluk mungil ini.
Terkadang, aku sempat berpikir apakah Aksara nanti bisa mengerti dan menerima kehadiran adik barunya ini? Aku harap dengan hadirnya Samudera mampu menjadi teman main Aksara nanti.
Satu lagi yang ku khawatirkan setelah melahirkan, baby blues. Menurut orang baby blues adalah gangguan psikis yang dialami seorang ibu yang baru saja melahirkan. Perubahan mood yang mendadak berubah dan yang lebih parahnya bisa berbahaya hal ini akan menjadi postpartum disorder, yang bisa membahayakan ibu dan bayinya.
“Na?” tanya Aksara padaku seraya memegang bayi mungil yang sedang ku gendong.
“Iya Sayangku. Mas Aksara mau nyium dede bayi? Ini Adik Mas Aksa,” bujukku.