Aksara Samudera

yhantlies92
Chapter #24

#24 Mas Hanung Sakit

Pukul dua dini hari, aku terbangun karena mendengar Mas Hanung batuk. Batuknya begitu mengganggu tidurnya. Segera aku mengambil segelas air putih yang selalu ku sediakan di samping ranjang.

“Minum dulu, Mas. Biar ringanan batuknya.” Ma Hanung sampai keringat dingin karena batuknya.

“Maaf kamu malah jadi kebangun.” Disaat seperti ini dia masih sempatnya minta maaf?

Aku khawatir, ku seka keringat yang membasahi kening dan sekujur tubuhnya. Mas Hanung terlihat lemas sekali. Tubuhnya menggigil dan keningnya panas tinggi. Mas Hanung sakit.

“Ya Allah, Mas. Kamu demam tinggi, Mas. Kenapa nggak bangunin aku, sih, Mas?”

“Kan sudah Mas bilang, Mas nggak mau bangunin kamu. Uhuk!”

“Tapi Mas, Mas demam begini, lho. Tunggu.” Aku bergegas beranjak dari ranjang dan mengambil kotak obat di atas lemari baju anak-anak. Mengambil obat demam dan batuk yang selalu tersedia. Memberinya obat itu untuk Mas Hanung minumkan.

Suara batuknya terdengar sangat berat, pasti karena selalu terkena angin saat menjadi driver ojek online. Demi memenuhi kebutuhan hidup kami. Karena mencari pekerjaan sekarang sangat sulit. Sudah beberapa kali Mas Hanung melamar di tempatnya dulu bekerja, tapi ternyata perusahaan itu bangkrut.

“Sekarang Mas istirahat saja. Besok libur dulu ngojeknya,” ucapku membelai kepalanya.

“Tapi, Mas harus ngojek, Dek. Kebutuhan kita banyak, kalau bergantung sama hasil dimsum juga kurang.”

“Ya sudah, yang penting Mas istirahat dulu. Semoga besok sudah mendingan.”

***

Aku terbangun saat mendengar adzan subuh berkumandang dan menyadari bahwa Mas Hanung tidak ada di sampingku. Kemana dia? Apa dia sedang ngojek? Kenapa dia tidak memikirkan kesehatannya, sih? Bagaimana kalau kenapa-kenapa di jalan? Ya Allah jauhkanlah pikiran ini dari hal-hal buruk.

Mendadak aku bangkit dari ranjang, Aksara dan Samudera juga tidak ada di kamar? Kemana mereka?

Lihat selengkapnya