Aksharamandala

bomo wicaksono
Chapter #2

Interlude 1

Di Bawah Es yang Menyala

Kuil Api Purba tidak runtuh tetapi dibekukan agar tidak perlu dihakimi. Di dalamnya, nyala api abadi itu masih hidup dan terkunci dalam kristal es abadi yang menahan panas sekaligus ingatan. Api itu tidak berteriak tapi berdenyut perlahan seolah menunggu semua unsur di Bumi Biru cukup jujur untuk menatapnya kembali.

Tidak seorang pun datang ke Kuil Api Purba ini tanpa alasan. Dan setiap alasan selalu terasa sama. Begitu juga dengan langkah kaki penjaga api generasi terakhir yang berhenti di batas segel api abadi yang dibekukan.

Cahaya merah tua terlihat memantul di matanya. Itu bukan sebagai ancaman melainkan pengenalan. Ada kehangatan yang tidak pernah dia rasakan di tempat lain. Kehangatan yang mengingatkannya pada sesuatu yang belum pernah dia jalani.

Penjaga api itu mengulurkan tangannya lalu berhenti tepat di depan dinding kuil. Bara lama pun berpendar di dinding kuil hitam yang terbungkus kristal es abadi. Tidak lama kemudian di dalam kristal es terbentuk bayangan seorang penjaga api dari masa lalu.

Sosok itu berdiri dengan cara yang sama dengan penjaga api terakhir. Bahunya kokoh dan tegak, nyalanya terkendali, dan dunia seolah berada di punggungnya. Tapi tidak ada nama pada bayangan itu.

Lihat selengkapnya