Aku

Musrifah Anjali
Chapter #9

PENDAMPING

BAB 9


Waktu terus berputar, maju dan selamanya akan seperti itu. Tapi, tugas ini membuatku memutar ulang waktu, alias mundur. Mengulang waktu-waktu dimana aku menemukan dua sosok guru yang sangat mengenang, aku tidak memilih salah satu dari mereka, karena mereka berdua yang sudah membuatku terus berkembang selama tiga tahun di masaku menggunakan klok (baju kodok). 


Sosok pertama, ustadzah Nurina. Beliau wali kelasku hanya untuk satu tahun, sisa dua tahun beliau sudah tidak menempati di sekolahku lagi. Konon, katanya karena beliau melamar tidak sesuai dengan jurusannya. Beliau mengajar PKn, tapi jurusan beliau adalah geografi. 


Beliau, sudah seperti ibu bagiku dan teman-temanku. Apabila ada masalah beliau siap memberikan pendengaran terbaiknya demi mendengarkan cerita kami. Kelas kami pun tak hanya sekali dua kali mendapatkan penghargaan setiap minggunya, karena setiap ada lomba mading, lomba kebersihan kelas, dan lomba lainnya, pasti beliau menuntun kami hingga kami mendapatkan penghargaannya.


Pernah, sebelum kami berpisah dengan beliau, beliau meminta kami untuk CBB (Curhat Bareng Bersama). Jadi, disitu kami disuruh membuka unek-unek kami dengan siapapun dikelas dan menceritakannya dihadapan kami semua. Sekali, temanku dan teman sekamarku menyebut namaku, dia bilang diriku "pelit". Tentu, aku menyangkalnya bukan karena aku tidak ingin memberikan yang aku miliki, melainkan karena mereka terlalu bergantung tanpa melihat bahwa uang yang buat aku beli barang itu adalah uang orangtuaku. Kelak, jika aku memiliki uang banyak dengan penghasilanku sendiri tisu satu pak aku belikan.

Lihat selengkapnya