BAB 15
Berhari-hari aku memperbaiki perasaan hatiku yang belakangan ini ikut mengintip tugas yang kulihat dan beruntung pada akhirnya ia mau mengalah juga. Baiklah, tak perlu menunggu basa-basi lama yang biasanya harus menunggu memori yang sedang memuat, portal yang tak ingin dibuka dan lain sebagainya. Kali ini tak perlu lagi aku mengoreknya hingga dalam, sebab ia masih menjadi kenangan yang 'seketika' tempo itu.
Kelas 10, kelas dimana aku memulainya mulai dari menulis puisi, memikirkan dia yang lama tampak baru, hingga awalan baru yang membuatku merasa malu. Siap-siap buka lebar mata kalian untuk menyimak kisahku dengan si 'seketika'. Jangan terlalu fokus dengan kata si dia yang tampak baru, karena si 'seketika' ini bukanlah manusia. Lalu, apa? Alien? Atau jangan-jangan makhluk halus?
Banyak yang menyebutnya sebagai "Santri's Got Talent", tidak, memang sebutannya itu. Tempo itu, aku ingin sekali mencurahkan isi hatiku dengan menulis puisi, tetapi sepertinya diriku merasa kurang puas. Lampu terang benderang keluar dari otakku, dan membisikkan ide yang sangat gila. Ia bilang padaku, "Ingat, kamu ingin balas dendam dengan sejumlah prestasi, bukan?"