Aku Adalah Pusat Semesta

awod
Chapter #9

#9

Setelah kekacauan emosional di grup chat dan kegagalan total dari proyek biografi, aku, Bayu Cakra, menyadari satu hal krusial: aku butuh seorang rekan. Bukan sekadar sidekick seperti Riko yang pragmatis, atau pengikut buta seperti yang kuharapkan dari alumni SMA. Aku butuh seseorang yang bisa melihat jiwaku, seseorang yang memiliki skill visual yang bisa mendokumentasikan kehebatanku, seseorang yang tidak hanya mencintaiku sebagai seorang manusia, tapi juga sebagai sebuah brand. Dan orang itu, aku yakin, adalah Maya.

​Maya adalah teman seangkatan di SMA, seorang gadis yang pendiam dengan kacamata dan senyum yang hanya ia berikan saat benar-benar ada hal lucu. Aku bertemu dengannya di reuni. Ia kini seorang graphic designer di sebuah agensi digital. Matanya, di balik kacamata, adalah sepasang lensa yang bisa menangkap setiap detail, setiap gradasi warna, setiap komposisi visual yang sempurna. Aku tidak hanya melihatnya sebagai seorang wanita. Aku melihatnya sebagai kolaborator potensial. Muse-ku. Pewarta visual dari manifestoku.

​Maka, setelah menimbang dengan matang, aku mengambil keputusan. Aku tidak akan mengejar Maya dengan cara-cara kuno seperti mengirim bunga atau mengajaknya makan malam. Bunga layu, makan malam berakhir. Itu semua fana. Aku akan mengirim sesuatu yang abadi. Sesuatu yang akan membuat Maya mengerti bahwa aku tidak main-main. Aku akan mengirimkan Curriculum Vitae-ku. Tapi bukan CV biasa. Ini adalah Curriculum Vitae of a Visionary. Sebuah dokumen yang menjelaskan kenapa aku, Bayu Cakra, adalah sebuah investasi yang sangat berharga.

​Aku membuka laptop, program desain grafis yang kubeli dengan diskon 80% siap untuk kuluncurkan. Di atas layar, kususun sebuah template yang akan menjadi kanvas untuk keagungan diriku. Warna dasarnya hitam dan putih. Sebuah kombinasi yang minimalis, tapi penuh dengan statement.

​Aku mulai mengisi kolom-kolomnya.

​NAMA LENGKAP: Bayu Cakra. Aku menaruhnya di tengah, menggunakan font yang tebal dan elegan.

TANGGAL LAHIR: 22 April. Ini penting, karena tanggal itu adalah hari di mana semesta menerima anugerahnya.

MISI HIDUP: Menjadi muse bagi semesta dan menginspirasi umat manusia agar berani menjadi diri mereka yang paling estetik.

PENGALAMAN KERJA: Aku tidak bisa menulis pengalaman kerja yang biasa-biasa saja. Aku tidak pernah bekerja di bawah orang lain. Maka, aku menulis:

​CEO of The Bayu Cakra Experience. Sebuah posisi yang tidak pernah diakui, tapi aku adalah pemegang kuasa tertinggi dari kehidupanku sendiri. Aku mengelola brand, image, dan monolog internalku.

​Visual Consultant to The Masses: Aku adalah konsultan gratis bagi keluarga dan teman-temanku, meskipun mereka menolak untuk mendengarkan.

PENDIDIKAN: S1 Sastra Inggris. Aku tidak akan menyinggung IPK-ku. Aku hanya akan menulis: "Lulus dengan gelar S1. Namun, pendidikan sejati dimulai saat aku menyadari bahwa aku adalah subjek dari setiap puisi, dan narator dari setiap cerita."

​Aku beranjak dari laptop, mengambil napas, dan berjalan ke dapur. Ibu sedang mengaduk sayur, aroma tumis kangkung yang familier memenuhi ruangan.

​"Bay kamu mau makan? Ibu bikin tumis kangkung kesukaanmu," kata Ibu.

​"Bu, Ibu tidak mengerti," kataku, "saya sedang dalam proses kreatif yang sangat krusial. Saya sedang menciptakan sebuah dokumen yang akan mengubah hidup saya, dan hidupnya seseorang."

​"Dokumen apa lagi, Bay? Jangan aneh-aneh. Dokumen surat lamaran kerja?" balas Ibu, sambil menatapku dengan heran.

​"Ini lebih dari surat lamaran kerja, Bu! Ini adalah surat lamaran hidup! Saya sedang membuat CV untuk seorang gadis. CV yang akan membuatnya mengerti bahwa saya bukan sekadar laki-laki. Saya adalah sebuah investasi. Investasi visual, spiritual, dan emosional."

​Ibu hanya tertawa kecil. "Masa mau ngirim CV ke gebetan. Gebetan itu dikirim bunga. Bukan CV."

​"Bunga layu, Bu! Bunga hanya bertahan beberapa hari! CV-ku ini abadi! Ia akan disimpan Maya. Ia akan dibaca Maya. Dan ini akan menjadi inspirasi Maya seumur hidupnya."

​Aku kembali ke kamarku, menuliskannya di bawah kolom KETERAMPILAN KHUSUS:

​Kemampuan membuat statement dari setiap detail.

​Merangkai narasi dari setiap kejadian, bahkan yang paling remeh sekalipun.

​Paham sudut pandang kamera, pencahayaan, dan komposisi yang estetik.

​Pemimpin yang inspiratif, meskipun pengikutnya masih sedikit.

​Aku menatap layar laptopku, merasa puas. Aku telah menciptakan sebuah masrerpiece. Sebuah dokumen yang akan membuat Maya merasa bahwa ia, seorang graphic designer, telah menemukan objek terbaik sepanjang kariernya.

​Akhirnya, tiba saatnya untuk mengirimkan. Aku mengambil ponsel, mencari akun Instagram Maya, dan menemukan emailnya di bio. Aku melampirkan file PDF "Curriculum Vitae of a Visionary" itu, dan di kolom subjek, kutuliskan: "A collaboration with destiny." Di badan email, kutulis pesan yang singkat, padat, dan menohok:

​Halo Maya,

Semoga email ini menemukanmu dalam kondisi terbaik. Setelah reuni, saya merasa ada sebuah energi yang tak terjelaskan di antara kita. Mungkin itu bukan kebetulan, melainkan takdir. Saya tidak ingin merusak takdir itu dengan cara-cara yang biasa. Saya ingin menawarkan sebuah kolaborasi. Sebuah kolaborasi antara visi saya dengan bakat visualmu. Terlampir adalah sebuah dokumen yang akan menjelaskan kenapa saya, Bayu Cakra, adalah sebuah proyek yang paling berharga.

Lihat selengkapnya