"Bantu nyari ibuku, San," pintaku pada Sandi.
Sandi yang sibuk dengan setumpuk buku, langsung menatap rambut kriboku. Lalu beralih turun ke mataku. Udah kaya lagu aja.
"Ibumu hilang? Diculik setan? Apa gimana?" tanya Sandi bingung.
"Sembarangan!"
"Lah tadi kamu bilang nyuruh nyari ibumu. Emang ibumu kenapa? Kok dicariin? Atau jangan-jangan dia kabur ya? Udah nggak sanggup jadi ibumu." Sandi terbahak.
"Kalo ngomong kok ... suka bener sih."
"Beneran kabur?"
Aku sebenarnya gemes sama tuh cowok. Kata temen sekelas sih Sandi manis, meski nggak ganteng. Ya iyalah, kalo Sandi ganteng mana mungkin dia mau temenan sama aku. Nggak imbang, bro.
"Menurutku, ibuku bukan ibuku," gumamku.
Satu buku melayang ke kepalaku. Fix. Ini keuntungan pertama dari memiliki rambut kribo. Setidaknya, saat kepala terbentur, ada rambut-rambut yang siap nahan benturan. Helm alami. Namun kalo jatuh dari motor, ya tetep gagar otak sih.