Keramaian, kebisingan, macet, dan panasnya ibu kota kini sudah berubah menjadi suasana yang sejuk, sunyi, tentram, dan juga asri. Mungkin bagi sebagian orang hal ini adalah impian besar, bisa terbebas dari sibuknya dunia perkotaan adalah kado terindah di hari natal, sayangnya hal tersebut tidak berlaku sama dengan Adely wanita paruh baya bergaya sosialita itu. Tentu saja kehidupan sosialita di daerah pedesaan adalah hal yang sangat tak mungkin terjadi, kegiatan rutinnya yang selalu memanjakan diri ke salon, atau menuju cafe mahal, sekaligus berbelanja ria di toko branded kini sudah menjadi bayang-bayang malam.
Dengan helaan nafas yang begitu berat, Adely bertanya kepada Bimara suaminya itu.
"Kamu yakin kita akan tinggal di rumah ini?"
Bimara menoleh heran kepada isterinya itu. "Iya, kita semua akan tinggal di rumah ini. Lagipula rumahnya juga masih luas dan besar, punya 2 lantai jadi tidak akan sesak."
"Besar kamu bilang?! Ini kecil, sangat kecil!! beda sekali dengan rumah saat di kota. Kamu bagaimana sih cari rumah?!" ucap Adely lalu dengan langkah lebar dan perasaan dongkol dirinya memasuki rumah baru mereka.
Melihat perlakuan Adely, Bimara hanya bisa menghela nafas dengan pelan dengan senyum tipis yang terpatri diwajah yang sudah mulai keriput itu.
"Maaf, papa hanya bisa membeli rumah ini, kalau tidak suka dengan rumah ini sabar dulu ya, papa akan usahakan untuk bisa membeli rumah yang lebih besar dari ini." Ucap Bimara dengan kedua tangannya mengelus pelan bahu putra dan putrinya itu.
"Papa kok ngomong begitu? I like the house, i like the atmosphere, the most important thing is that we can still be together."ucap Surai dengan senyum tipisnya, berusaha untuk mengurangi rasa khawatir sang papa.
"Aku setuju banget sama kak Surai, rumah ini udah lumayan megah, terus lebih asri,dan banyak juga tetangga. Aku senang banget malah tinggal disini, karena di rumah sebelumnya kita nggak punya tetangga jadi sepi banget, intinya aku suka kok!! papa nggak usah khawatir." ucap Raxwell yang tak mau kalah dari sang kakak.
Mendengar hal tersebut tentu membuat perasaan Bimara sedikit lebih tenang, setidaknya hanya Adely seorang saja yang belum bisa menerima kehidupan baru mereka.
"Terimakasih lho, papa senang kalau kalian merasa nyaman. Sekarang kita masuk dulu ya ke dalam rumah,terus kalian langsung istirahat saja, barang-barangnya kita cicil mulai besok."ucap Bimara
Mendengar hal tersebut Surai dan Raxwell hanya mengangguk pelan, dan segera memasuki rumah baru mereka, meninggalkan sang papa yang masih ingin berkeliling menatap keadaan sekitar rumah.
*****
"Jeng jadi bagaimana rumah barumu, lebih besar tidak?" tanya seseorang dari arah telepon.
Adely yang mendapat pertanyaan tersebut hanya bisa menghela nafas kasar, sebelum dirinya menjawab pertanyaan dari salah satu teman sosialitanya itu.
"Ohhhh tenang saja jeng, rumahku yang sekarang bisa dikatakan lebih besar. Apalagi daerah pedesaan jadi suasana rumahku ini lebih asri, sejuk, dan pastinya itu lebih tenang."
"Wow jeng, baru juga pindah seleramu langsung berubah ya. Setauku.... kamu itu suka banget sama keramaian, you always go to the salon every day, shop for branded goods, and go to five-star restaurants. jadi bagaimana dengan kebiasaan yang ini jeng?"
Mendengar hal tersebut rasanya Adely ingin segera memutus sambungan telepon mereka, namun hal ini tidak boleh terjadi, karena Mawar teman teleponnya sekarang adalah wanita yang memiliki tingkat kepo paling tinggi diantara teman sosialita lainnya. Bahkan jika belum mendapat jawaban yang sesuai, Mawar tak akan segan-segan untuk menghampiri teman teleponnya itu demi terjawab sudah rasa penasarannya.
"Jeng Mawar ini bahkan sampai hapal dengan kegiatanku, tapi tenang saja jeng aku bakal tetap sama, belanja barang branded, makan di restoran bintang lima, pergi ke salon, semua akan tetap sama sih jeng cuman untuk beberapa hari ini harus absen dulu soalnya aku masih harus bantu-bantu beresin perabotan di rumah baru ini jeng, ya namanya juga orang baru pindahan."
"Betul sih... kamu kan baru pindahan ya jeng, pasti masih repot untuk nata segala perabotan rumah. Okelah jeng kayaknya aku nggak bisa telepon lebih lama lagi, soalnya tas limited edition yang aku pesan sudah sampai di tokonya jadi aku mau jemput dulu. See you ya jeng."