Aku Bukan Anak OSIS

Adiba
Chapter #6

6

Pertama kali dalam sejarah. Ya, setidaknya untuk yang terjadi di SMA ini. Pengurus OSIS membuat acara eksternal. Dengan kata lain, dihadiri oleh orang luar sekolah. Itu sih yang dikatakan pengurus OSIS kelas 2 saat rapat rutin Hari Rabu.

Bertajuk ‘Local Be Hero’ acara seminar dan talkshow yang rencananya akan dilaksanakan awal Bulan Maret. Dan untuk pertama kalinya juga, aku menjadi seksi acara. Sebuah posisi yang kupandang sangat tinggi dan tak akan kuraih. Terlepas dari apapun itu, seorang seksi acara selalu tampil. Menjadi wajah bagi kepanitiaan yang lain. Aku tidak sepercaya diri itu. Entahlah mengapa aku mengajukan diri, namun ini suatu kesempatan belajar bagiku.

Bersama Anin, Kak Ilham dan Kak Salsa. Oh, sepertinya aku sangat sering menjadi partner bersama Kak Salsa. Di sini aku banyak mengobrol dengan Anin, siswa kelas 1 MIPA 3 yang berada di sekbid 1 kepengurusan OSIS. Dia banyak bicara. Hebatnya tidak hanya asal bersuara, namun tertata. Agak sedikit takut sebenarnya, menurutku dia orang yang keras kepala dalam mempertahankan pendapatnya.

Dengan berada di dekatku yang introvert, Anin kulihat cukup menyenangkan dan dapat membuatku mengemukakan pendapat juga. Ya, jiwa tak mau kalahku keluar. Anin juga dikenal banyak anak di angkatan kami. Sama seperti Kak Ilham yang populer karena seorang kapten basket. Dia tidak menjadi cowok paling populer seperti novel remaja kebanyakan, jika dinilai dari ketampanan, masih kalah dengan Kak Rio dan Kak Abed.

Aku tidak terlalu paham mengenai kerja seorang seksi acara, apalagi rapat pertama ini hanya ada aku dan Anin yang hadir. Jika boleh menghujat, kekurangan dari pengurus OSIS kelas 2 adalah keberadaannya. Tidak sedikit dari mereka yang absen saat rapat rutin, namun ketika evaluasi pasti muncul semua. Berkahnya, jika terlihat pengurus yang jarang hadir, pasti akan ada eval. Itu sudah menjadi bahasan pengurus OSIS kelas 1.

Ternyata menjadi seksi acara asik juga. Merancang susunan acara dengan membayangkan saat acara itu nantinya berlangsung. Rasanya seperti menjadi peramal.

Oh iya, belum ku beri tahu ya siapa bintang tamu acara LBH ini. Jadi ada Brili Agung dan Reza Reinaldi, seorang penulis, serta Wira Nagara. Bagi yang suka stand up comedy pasti tahu lah, dia adalah salah satu jebolan SUCI. Tema LBH yang pertama ini adalah ‘menulis jadi bisnis’ dimana saat ini sedang ramai-ramainya novel sukses yang dijadikan film.

Kami mendapat anggaran 5 juta dari sekolah. Awalnya uang itu minta dikembalikan jika acara ini menguntungkan. Semoga saja, semuanya sesuai rencana. Acara seminar ini nantinya berlokasi di graha laga SMA. Target pesertanya adalah 500. Itu cukup banyak, tapi kami optimis dapat menjual tiket sebanyak itu.

 

***

Realita tidak seindah ekspektasi. Sering dikatakan oleh orang-orang, tapi jika dirasakan langsung benar-benar menyakitkan. Mendapatkan peserta seminar 100 saja itu sangat sulit, sungguh. Ini acara pertama kami, jadi belum ada ulasan dari lalu-lalu. Waktunya pun tak jauh dari ujian nasional, jadi peminat dari SMA ini saja kelas 3 berfikir dua tiga kali. Harinya adalah Sabtu, kami coba menawarkan ke siswa SMP, namun alasannya mereka masuk sekolah.

Setiap istirahat, kami membuka tempat untuk menjual tiket di balai siswa. merekam iklan juga yang diputar lewat speaker sekolah saat istirahat. Oh, jangan lupakan jualan di depan sekolah lain sepulang sekolah. Beginilah sulitnya bekerja di marketing. Brosur promosi yang kami cetak dengan uang dibuang begitu saja bahkan di lipat lipat menjadi kapal-kapalan. Lebih menyakitkan karena itu dilakukan di depan mataku sendiri. Oh, apakah aku salah memilih sekolah untuk dijadikan target?

Aku ada cerita mengenai membujuk teman sekelas.

Yusri

Ais

Ais

Pasti mau promosi LBH

Yusri

Hehe, tahu aja

Ais

Aku gak ada temennya, Yus

Yusri

Asya?

Ais

Sana tanyain. Kalo mereka mau aku juga mau

Oke, ini kesempatan. Mendapat lampu hijau tidak akan kulepas begitu saja.

Yusri

Asya

Asya

Apa, Yus?

Yusri

Ikut LBH, kuy

Asya

Ais ikut gak?

Lihat selengkapnya