AKU BUKAN BERANDALAN

Sufaat pranduwinata
Chapter #4

PEMANDANGAN YANG TIDAK BIASA

Diantara siswa-siswa dikelas terlihat Yudha yang paling pandai. Setiap tugas dari Guru pengajar selalu di kerjakan dengan baik dan selalu mendapat nilai tertinggi. Raisa yang duduk sebangku sering meminta pada Yudha untuk mengajari dirinya ketika dia kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru pengajar. Begitupun teman yang duduk di depannya seperti Yoga, Desta, juga Dira, mereka sering meminta pemahaman dari Yudha. Oleh karena itu mereka semakin hari terlihat akrab.

Seusai sekolah mereka sering ngumpul untuk belajar bersama di rumah Dira atau yang lainnya. Sehingga Yudha tahu keadaan keluarga teman-temannya ternyata sangat sederhana dan begitu bahagia. Apalagi ketika melihat Orang tua Dira yang begitu baik dan begitu sayang sama Dira membuat Yudha sedikit iri hati karena dia tidak menemukan pada keluarganya. Sehingga ketika teman-temannya ingin bermain kerumahnya dia selalu menolaknya.

Bel pulang sekolah berbunyi keras, semua siswa pun bersiap-siap untuk meninggalkan sekolahan. Sebelum keluar dari kelas, Yudha menyuruh Raisa untuk jalan duluan sama yang lain, karena dia mau ke kamar kecil sebentar. Ketika dia berada di dalam kamar kecil tiba-tiba terdengar suara perkelahian siswa. Namun Yudha tidak menghiraukannya karena dia tahu kalau itu adalah perbuatan Roy dan pengikut-pengikutnya. Sehingga ketika selesai buang air kecil, Yudha berdiam diri di kamar kecil menunggu Roy dan kawan-kawannya pergi.

“Plak.. bug... Plakk!" Suara pukulan yang terdengar Yudha

“Ampun Roy... Maaf Roy..” Suara siswa yang memohon kepada Roy

“Hyya..... Bug...“ Suara Teriakan dan tendangan seseorang.

Dari dalam kamar kecil Yudha merasa suara jeritan itu adalah temannya Desta, sehingga menyulut emosinya, jiwa petarungnya tiba-tiba muncul, namun akhirnya reda kembali saat dia mengingat-ingat akan janjinya ke Pak Suparman. Yudha dari dalam kamar kecil menahan emosinya dan juga Dia merasa kasihan terhadap temannya yang lagi di bully. Akhirnya Tanpa berpikir panjang, Yudha menendang pintu kamar kecil dengan sekeras-keras hingga sampai jebol. Begitu kerasnya tendangan Yudha, Pintu kamar kecil itu terlempar mengenai salah satu pengikut Roy.

Yudha keluar dan menantang Roy dan pengikut-pengikutnya dengan mata memerah yang seakan-akan siap untuk menerjang lawan-lawannya. Roy dan pengikut-pengikutnya tercengang melihat yang dilakukan Roy. Sebagian dari mereka merasa takut melihat Yudha.

“Bangsat, Maju kalian semua,“ Wajah Yudha memerah dengan emosi berapi-api.

Desta tercengang melihat keberanian Yudha untuk menantang Roy dan pengikut-pengikutnya, di dalam hatinya dia merasa ketakutan karena Yudha hanya sendiri sedangkan Roy bersama pengikut-pengikutnya. Karena dirinya tidak berani berkelahi, dia hanya terdiam ketakutan di samping tembok kamar kecil melihat Yudha.

Kemudian dia menyuruh Desta pergi ke belakangnya. Roy dan pengikut-pengikutnya sejenak terdiam. Kemudian Roy menyuruh anak buahnya untuk mengeroyok Yudha. Yudha yang sejak kecil hobi berkelahi pun segera menghajar mereka satu persatu. Anak buah Roy terus mengeroyok Yudha, namun Yudha sulit dikalahkan. Roy mengambil sebuah balok dan kemudian memukulkannya ke punggung Yudha. 

Lihat selengkapnya