AKU BUKAN BERANDALAN

Sufaat pranduwinata
Chapter #5

SUSAH SENANG BERSAMA

Yudha duduk sendiri di atas batu yang ada di tepi pantai, dia memandang mentari yang akan tenggelam sambil melamun. Dia sangat merindukan kasih sayang kedua orang tuanya seperti teman-temannya. Tak terasa air matanya menetes

“Papa... Mama...” Teriak Yudha sambil membasuh air matanya.

Yudha tetap duduk termenung sampai langit mulai gelap, setelah mentari menghilang dia beranjak pergi dengan langkah kaki yang malas. Dia menaiki mobilnya dan meninggalkan pantai, ketika di jalan Yudha bingung mau kemana, akhirnya dia menjemput satu persatu temannya untuk diajak keluar.

“Raisa gak di ajak juga” tanya Dira kepada Yudha.

“Gak usah, kita keluar cowok-cowok saja,” jawab Desta

Yudha mengajak ketiga temannya menuju ke cafe. Suara musik hits lagu-lagu Romantis membuat suasana cafe di malam hari menjadi sendu. Yudha memesankan teman-temannya kopi dan snack. Mereka saling bercanda dan ngobrol sesuka hatinya. 

“Ada si Roy itu,” Kata Deri sambil melihat Roy masuk dan kawan-kawannya.

Yudha dan yang lainnya pun melihat ke arah pintu masuk. Roy dan kawan-kawannya berjalan masuk, Namun mereka tidak tahu kalau Yudha dan teman-temannya berada didalam. Ketika salah satu teman Roy memesan menu makanan, Dia melihat Yudha dan teman-temannya. Akhirnya setelah kembali ke tempat duduk, dia memberitahu Roy bahwa Yudha ada disini.

Yudha dan teman-temannya lagi asyik bercanda. Tiba-tiba Roy datang dan meminum kopi Desta. Yudha dan teman-temannya pun terdiam melihat kedatangan Roy. Setelah itu dia mengguyurkan kopi itu ke kepala Desta.

“Orang miskin minum kopi disini, memang bisa bayar.” Celetuk Roy sambil menatap ke arah Yudha.

Yudha berdiri sambil memberikan tisu ke Desta dengan tatapan ke wajah Roy. Yoga menarik tangan Yudha dengan tujuan untuk pergi. Yudha melihat Yoga yang memegang tangannya. Tak lama kemudian 5 anak yang terlihat lebih tua mendatangi Roy, mereka adalah teman Roy di luar sekolah. Tanpa basa basi salah satu dari mereka langsung menonjok wajah Yudha, hingga Yudha tersungkur. Desta, Dira dan Yoga berdiri dan membantu Yudha. 

Yudha membersihkan darah di bibirnya, kemudian Yoga membisiki Yudha untuk pergi dan tidak meladeni mereka. Yudha mengikuti permintaan Yoga, Yudha dan ketiga temannya berdiri lalu beranjak pergi meninggalkan cafe. Mereka pergi tanpa menghiraukan Roy dan kelima temannya, Roy tersenyum sambil memberi kode isyarat pada kelima temannya untuk menghajar Yudha dan teman-temannya. 

Baru beberapa langkah Yudha dan Teman-temannya keluar dari cafe, Teman-teman Roy menendang mereka dari dalam. Yudha pun terjatuh, begitupula yang lainnya. Kemudian Roy dan kawan-kawannya mengeroyok Yudha dan teman-temannya. Yudha berusaha membantu ketiga temannya.

“Kalian masuk ke mobil saja,” Pinta Yudha.

Ketiga temannya masuk ke dalam mobil. Yudha dengan emosi menghajar mereka, karena mereka berenam Yudha pun tak mampu melawan mereka. Yudha di hajar hingga jatuh tergeletak, kemudian dia di injak dan juga di pukuli sampai kepala Yudha berdarah sehingga Yudha tidak kuat berdiri, setelah itu mereka masuk kembali ke cafe sambil tertawa sombong.

“Banci loo! kayak teman-temanmu” Sindir Roy sambil nyengir sebelum masuk lagi ke cafe.

Karena menunggu kedatangan Yudha sedikit lama, Yoga dan Desta turun untuk mencari Yudha. Baru akan masuk ke dalam, terlihat Yudha tergeletak di depan teras cafe. Yoga dan Desta berlari membantu Yudha untuk dibawah ke mobil.

Didalam mobil, ketiga temannya terlihat kebingungan dan ketakutan sambil membersihkan luka Yudha. Yudha tersenyum melihat teman-temannya yang begitu memperhatikannya.

“Aduh, Sakit tahu!” Ucap Yudha dengan tersenyum.

“Malah tersenyum,” sahut Desta.

“Terima kasih, semoga persahabatan ini untuk selamanya,” Jawab Yudha sambil melebarkan senyumnya.

“Bisa nyetir tidak kalian,” Tanya Yudha kepada kawan-kawannya.

Ketiga temannya tidak menjawab, tapi mereka saling pandang satu sama lain dengan tersenyum tipis. Yudha tahu kalau mereka tidak bisa menyetir. Akhirnya Yudha terpaksa kemudikan sendiri mobilnya dengan santai sambil menahan sedikit sakit.

Kelas hampir di mulai, Raisa melihat Yudha masih belum datang. Dalam hatinya bertanya-tanya kenapa Yudha kok belum datang hingga Guru pengajar datang. Raisa sedikit merasa kesepian karena tidak ada Yudha yang bisa diajak ngobrol atau tukar pikiran. Sambil menulis mata pelajaran, Sesekali dia melihat kursi tempat Yudha duduk di sampingnya.

Lihat selengkapnya