Yudha dan ketiga temannya bermain bola di lapangan bola sekolah. Mereka terlihat begitu asyik saling menendang bola bergantian. Tubuh mereka seperti kehujanan karena air keringat yang keluar. Desta menendang bola dengan keras hingga bola melayang dan mengenai kepala murid yang tiba-tiba lewat. Desta dan teman-temannya berlari menghampirinya karena murid tersebut terjatuh.
“Maaf tidak sengaja.” ucap Desta sambil membantunya berdiri.
Murid tersebut langsung berlari tak menghiraukan permintaan maaf Desta. Yudha melihat sambil menggoyangkan alisnya. Setelah murid itu pergi, mereka berempat bersantai di tepi lapangan bola. Yoga berlari mengambil minuman yang berada di sebelah gawang, setelah itu memberikannya satu persatu minuman ke teman-temannya. Mereka terlihat bahagia, tertawa bersama sambil bercanda.
Roy bersama teman-temannya berjalan menuju ke lapangan bola. Mereka mencari Yudha karena tidak terima salah satu temannya terkena tendangan bola dari Desta tadi. Dengan bergaya seperti kepala geng sekolah dia menyusuri lapangan sekolah. Kemudian dia berhenti ketika melihat Yudha dan kawan-kawannya duduk di pojok lapangan.
“Hei, siapa yang membuat ulah tadi.” Teriak Roy sambil melotot ke arah Yudha.
Mendengar teriakan Roy secara tiba-tiba, membuat Yudha dan kawan-kawannya mendadak terdiam. Desta merasa bersalah sehingga dia terlihat ketakutan ketika melihat Roy melotot menatapi dirinya juga teman-temanya. Yudha memegang tangan Desta, kemudian dia berdiri mendekati Roy.
“Aku yang melakukan, tapi aku tidak sengaja tadi.” Jawab Yudha sambil menatap tajam mata Roy.
Roy langsung melayangkan pukulan ke wajah Yudha hingga membuat bibir Yudha berdarah. Yudha hanya terdiam dengan tatapan penuh emosi sambil membalut bibirnya yang berdarah dengan tangannya. Melihat bibir Yudha berdarah, Desta, Yoga, dan Dira langsung berdiri di belakang Yudha. Namun Yudha memberi kode kepada teman-temannya untuk menyingkir dan pergi.
Roy hendak melayangkan pukulannya lagi, namun Yudha berhasil memegang tangannya. Dia langsung membalas melayangkan pukulan balik ke wajah Roy hingga Roy jatuh tersungkur. Melihat Roy terjatuh, teman-temannya langsung ramai-ramai mengeroyok Yudha. Desta, Yoga, dan Dira berlari keluar dari lapangan, Sedangkan Yudha dengan berani melawan Roy dan kawan-kawannya. Karena terlalu banyak yang mengeroyoknya, Yudha mulai kewalahan melawan mereka. Akhirnya Yudha terpaksa berusaha kabur dari mereka. Dia berlari keluar dari lapangan namun Roy dan teman-temannya terus mengejarnya. Dira datang menyusul Yudha dengan membawa motor, ketika dia melihat Yudha dikejar-kejar Roy, Dira menancapkan gas motornya agar cepat-cepat bisa menolong Yudha.
“Naik, cepat Yud!” Teriak Dira.
Yudha melihat teriakan Dira, kemudian dia langsung meloncat naik ke atas motor Dira. Setelah Yudha naik di boncengannya, Dira kembali menancapkan gas motornya agar melaju kencang. Roy bersama kawan-kawannya pun tak bisa mengejar Yudha dan Dira, akhirnya mereka berhenti mengejar Yudha karena merasa tak mampu mengejar motor Dira. Karena merasa kelelahan mengejar Yudha, mereka pun duduk di jalanan dengan nafas terengah-engah.
Desta dan Yoga berada di sebuah jembatan, mereka menunggu kedatangan Dira dan Yudha dengan rasa cemas. Yoga berjalan mondar-mandir sambil melihat jauh ke depan barangkali kedua temannya kembali. Desta terdiam karena merasa bersalah, karena masalah tadi adalah karena ulahnya yang tidak di sengaja. Sesekali dia melihat Yoga mondar-mandir sambil menunggu kedatangan kedua temannya.
“Yoga, apa sudah terlihat kedatangan mereka?” Tanya Desta.
“Belum Des! Tapi Aku yakin Yudha bisa melawan mereka.” Jawab Yoga.
Tak lama kemudian Yoga melihat kedatangan kedua temannya dari jauh. Yoga pun tersenyum melihatnya sehingga membuat Desta penasaran. Desta ikut berdiri dan melihat apa yang dia lihat.
“Itu mereka sudah kembali Des, lihat Dira berhasil membawa Yudha kesini.” Ucap Yoga.
“Ya, mudah-mudahan tidak ada apa-apa dengan keadaan mereka.” Lanjut Desta.