Namaku Sarah, usiaku 16 tahun. Sore ini masih pakai baju seragam, aku nekad pergi ke kawasan hunian Savanna. Sebenarnya Savanna bukan kawasan buruk, bagus banget malah. Dekat dengan kampus-kampus di sekitar sini, mal, dan mini market tapi nggak telalu dekat pinggir jalan. Kalau saat ini pikiranku tidak dipenuhi soal hilangnya Mama, sudah aku pastikan kakiku berbelok ke jalan belakang, tempat kawasan indekos Savanna berada.
Empat hari lalu harusnya Mama udah pulang dari Surabaya. Karena mama bilang di kereta mama hanya bawa tas tangan aja, barang-barang Mama udah pulang ke rumah diantar kurir, tapi Mama nggak pulang. Mama emang sempat telepon bilang mau nginep di rumah Om Dion. Katanya Mama kangen si kembar, anak Omku. Tapi dua hari berikutnya Mama masih nggak ngasih kabar, di medsos juga nggak aktif. Padahal biasanya Mama sering nelepon dan aktif di medsos. Di sekolah aja Mama rutin nelepon aku pas jam istirahat sama pulang, kalau Mama pergi ke luar kota atau ke tempat yang jauh Mama lebih sering nelepon aku atau kalau nggak sempet cek dan ngelike postingan harianku di Instagram. Aku cemas, jadi aku telepon Om Dion.
Om bilang Mama mau ngunjungin temennya di kawasan ini. Mama bilang kalau semisal sampai malam Mama nggak datang ke rumah Om, berarti Mama pulang ke rumah.
Aku bilang ke Om kalau Mama belum pulang sampai sekarang plus enggak memberi kabar kepadaku sama sekali. Om panik terus pergi nganterin aku lapor ke kantor polisi setempat.
Sampai saat ini polisi belum bisa menemukan Mama. Polisi bilang Rose, pemilik apatermen yang didatangi Mama juga belum pulang dari luar kota sampai hari ini. Bahkan Polisi bilang Tante Rose berangkat pagi-pagi sekali ke bandara tepat di hari yang sama dengan hari kedatangan Mama ke apartemen Tante itu.
Aku tidak tahu apakah saat ini aku datang di saat yang tepat atau tidak. Aku melihat beberapa orang polisi dan orang-orang berseragam putih tertutup dari atas sampai bawah. Dua polisi diantaranya bekerja sama merentangkan garis polisi sedangkan orang-orang yang berseragam putih memotret dan menjepit benda-benda kecil dari permukaan bata. Selain itu ada banyak orang yang berkumpul di sekitar sana.
Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Ke sebelah kanan aku lihat seorang polisi sedang membuka risleting koper. Saat risleting itu sepenuhnya terbuka, aku melihat potongan-potongan mayat di taruh dalam pelastik transparan dalam satu wadah.