“Lama-lama kayak mayat hidup lo!” tegur gue ke Robbie. Robbie cuma mendegus terus muterin kursinya tiga ratus enam puluh derajat.
Oh iya kalian pasti belum kenal gue. Gue Brian, anak divisi marketing perusahan Adromeda Group. Kerjaan gue tiap hari adalah ngelola seperempat media sosial produk-produk perusahaan ini. Mungkin menurut lo pekerjaan gue nggak penting. No no, pekerjaan gue penting banget Sob. Karena secara nggak langsung nentuin seberapa tenar produk-produk perusahaan yang di kelola gue di media sosial. Kalau lo pikir gue jadi orang yang suka lo sapa di instagram, ‘Gan,’ ‘Min,’ sorry itu bukan kerjaan gue ada orang lain yang khusus jadi admin. Tugas gue ialah nentuin desain dan event apa aja yang akan diadain buat promosiin produk juga artikel-artikel apa aja yang harus di publish di website produk.
Sayangnya dua junior designer yang lagi dilatih dengan cara bantuin tugas gue udah pada meninggal. Yang satu dibunuh yang satu lagi bunuh diri. Yang apes si Robbie, banyak pikiran dia. Yang pertama gara-gara proyek yang numpuk karena harus dikerjain seorang diri yang kedua rasa bersalah yang harus dia hadapi. Pertama karena ngeremehin telepon dari Kanaya waktu itu. Kedua mengabaikan dan menyalahkan Diana berhari-hari sampai dia bunuh diri. Terus dia baru sadar kalau itu bukan sepenuhnya kesalahan Diana. Ya iyalah, coba deh lo bayangin, lo disuruh sama senior jemput musuh lo di luar jam kerja. Gue sih nggak mau. That's why I understand her.