Dalam Kitab Tamyîzul Mahdhudhîn yang di-tahqiq oleh Syaikh Ali Hasan disebutkan tentang kisah masuk Islamnya seseorang dari Eropa. Orang Eropa tersebut tertarik dengan Islam setelah beberapa saat mencoba mempelajari ajaran Islam.
Namun, setelah masuk Islam, betapa terkejutnya ia saat melihat sebagian umat Islam berakhlak buruk, mudah diadu domba, berpecah belah, bahkan saling hujat antara satu kelompok keislaman dengan kelompok yang lain.
Setelah menyaksikan hal tersebut, apa komentar mualaf dari Eropa tersebut? Ia berkata, “Alhamdulillah, saya mengenal Islam terlebih dahulu sebelum kenal orang Islam.”
Ya, Islam itu indah. Namun sayang, keindahan ajarannya justru sering kali dicemarkan oleh para pemeluknya. Keindahan dan keteduhan Islam sering kali terhijabi oleh akhlak buruk serta pemahaman yang dangkal dari beberapa umatnya, sehingga yang tampak di luar justru kejelekannya.
Termasuk tentang Muslimah. Masih banyak yang menganggap bahwa dunia yang boleh dijangkau kaum hawa hanya berkisar antara dapur, sumur, dan kasur. Bahkan ada sebagian ulama yang mengharamkan para Muslimah keluar dari pintu rumahnya, kecuali dalam keadaan darurat. Beberapa mendasarkan pada ayat, Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah dahulu, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa darimu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya (QS Al-Ahzâb [33]: 33).
Sayangnya, banyak yang lupa bahwa ayat ini turun ketika menjelaskan tentang istri-istri Nabi. Syaikh Yusuf Al-Qardhawi dalam Fatâwâ Mu‘âshirah mengungkapkan bahwa lafaz pada ayat tadi bukanlah untuk umum, tetapi lafaz khusus yang diperuntukkan bagi para istri Nabi. Maka tidak bisa di-qiyas-kan kepada selain mereka. Sebagaimana ditunjukkan pada rangkaian ayat berikut ini.
Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka, janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. (QS Al-Ahzâb [33]: 32)