Aku Cinta Kamu

Viola khasturi
Chapter #1

Prolog

Awan mulai menggelap di atas langit yang awalnya membiru. Di tengah awan mendung seorang perempuan berjalan kaki dengan langkah tergesa-gesa, takut jika hujan akan turun dengan deras nantinya. Tempat fotocopian dekat sekolah, yang biasa didatanginya tidak buka. Terpaksa ia pergi ke tempat fotocopi yang berada di ujung jalan ini, dan itu harus melewati sekolah swasta, SMA Nusa Bangsa. Sekolah itu, bertetangga dengan sekolahnya, karna hanya dibatasi sebuah lapangan sepak bola yang tidak terlalu besar. Sesampainya di sana, ia merasa beruntung karna Cuma ia sendiri di sini, tidak ada anak sekolah lain, jadi tidak perlu menunggu giliran, atau ngantri. Rintik-rintik hujan mulai jatuh membentuk gerimis, ia pun mulai resah sekarang. Ia menunggu sambil memperhatikan rintik hujan, sambil berharap semoga gerimis tidak berubah menjadi hujan lebat.

Setelah selesai, ia langsung pergi dengan langkah setengah berlari, dan sialnya suara hujan mulai terdengar keras, gerimis mulai terganti dengan air hujan mengguyur lebat. Mau gak mau terpaksa ia meneduh di depan SMA Nusa Bangsa, ia mendumel di dalam hati. Rasanya ia begitu sial hari ini, udah tahu tadi mau hujan, tapi tetap saja ia pergi. Untung saja sekolah ini memiliki atap di depannya, dan tempat duduk, karna di depannya dibuat persis seperti halte. Pagar sekolah ini tertutup dan tergembok, karna sekarang masih jam pelajaran, belum waktunya untuk pulang. 

Ia sangat asik melihat hujan, sampai-sampai ia gak menyadari ada seseorang sedang memandangnya dari tadi, dia duduk tepat di sebelahnya. 

Ia suka hujan, mendengar suaranya, memandangnya, air yang mengalir di tanah dan jalan beraspal tepat di depannya, ia sangat larut melihat itu semua. Ia menghela napas untuk ke sekian kalinya, karna tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti.

“kamu bersekolah di SMA 8, ya?”

Seorang perempuan memakai seragam putih abu-abu yang dari tadi asik memandang hujan, terkejut mendengar suara yang ntah dari mana, ia pun menoleh ke samping yang ternyata ada seorang laki-laki sedang duduk di sebelahnya. Ia membulatkan matanya, sejak kapan laki-laki ini di sini. 

Lihat selengkapnya