Aku dan Empat Bidadari Reseh

Lirin Kartini
Chapter #27

BAB. 27 - EMILY'S DREAM

Edith masih menatapku yang sedang mendorong troli. Bibirnya tersenyum dan matanya seakan memaksaku untuk berbicara jujur. Aku memang sengaja mengalihkan pertanyaan tak terduga itu, dengan mengajaknya ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan barang-barang lain yang diperlukan.

“Siapa, Ez? Pacarmu? Eh, atau gebetanmu di sekolah?” Edith masih betah mengajukan pertanyaan yang sama yang tetap tidak ingin aku jawab. “Kalau lihat dari foto profilnya sih, anaknya cantik, ya. Kayaknya baik juga, ramah. Wajahnya itu nyenengin dan nggak bosenin,” tambahnya.

Aku spontan menatapnya. “Kak Ed ikut kepo juga?”

Edith terkekeh. “Nggak sengaja sih. Habis, Echa lihatinnya lama banget, aku jadi ikutan ngintip. Kaget juga waktu dia tiba-tiba hapus pesannya. Akhirnya aku suruh dia taruh lagi.”

Kepalaku mengangguk-angguk. Samar-samar aku memang mendengarnya, tapi tidak kusangka kejadiannya seperti itu.

“Pantesan aja dia jealous. Kakak kesayangannya naksir cewek lain soalnya.” Edith mengedipkan sebelah mata padaku.

“Siapa yang bilang aku naksir?” Aku berusaha tidak memedulikan tatapan Edith dengan mengambil beberapa sayuran segar dari rak.

“Kamu nggak ngaku juga percuma, Ez. Mukamu udah merah duluan.” Edith menunjuk wajahku sambil tergelak.

Aku mendengkus menahan malu sambil berjalan lagi menyusuri rak pendingin. Tanganku cekatan mengambil beberapa botol susu lalu memasukkannya ke troli.

“Kayaknya Echa tuh takut perhatianmu teralihkan ke orang lain. Takut kalau sayangmu ke dia berkurang. Lagi labil-labilnya sih emosi anak itu,” jelas Edith sambil memasukkan dua balok keju dan tiga bungkus keju slice.

Kegiatan belanja itu tidak berlangsung lama. Kami pun mengantre di kasir. Lagi-lagi, Edith menanyakan hal yang sama. Sepertinya dia penasaran dengan Clara yang merupakan satu-satunya gadis yang berkirim pesan denganku.

“Aku jadi pengin ketemu Clara deh. Pengin lihat secara langsung cewek yang bikin adikku kesengsem sampai mukanya merah begini.” Tangan Edith spontan mengacak-acak rambutku.

Lihat selengkapnya