Selama beberapa hari aku, Sam, Ben, dan Milo sibuk di dapurku untuk memenuhi pesanan yang masuk. Untunglah, respons mereka cukup bagus, bahkan ada yang memesan lagi. Clara pun memujiku, ah kami, yang membuatku melambung tinggi. Setelah itu, lebih banyak lagi pesanan yang masuk sehingga kami cukup kewalahan. Namun, sekali lagi, aku bersyukur, Echa berkenan membantu meski ada imbalan yang diminta, yaitu komik.
“Duh, ternyata capek banget, ya!” keluh Milo saat kami duduk di kelas setelah mengantarkan pesanan terakhir hari itu. Dia menyandarkan tubuhnya ke dinding.
“Nggak kebayang orang-orang yang jual makanan di luar sana. Di kantin deh, itu mereka repotnya gimana, banyak menu gitu,” sahut Ben. “Kita yang cuma satu macam aja udah kelelahan begini.”
Aku dan Sam tertawa.
“Eh, besok libur dulu gimana? Ada klub. Biar istirahat dulu.” Sam mengusulkan dan kami pun setuju.
Aku harus menyimpan tenaga untuk klub besok dan menghadapi Liam. Oh, ya, omong-omong soal Liam, aku tidak melihat batang hidungnya di mana pun sejak kejadian minggu lalu. Padahal beberapa hari ini aku dan teman-teman cukup sering berkeliling sekolah, tapi tidak melihatnya. Hanya sekali aku melihat Nevan dan David berdua saja tanpa Liam.
“Dia ke mana, ya?” gumamku yang rupanya terdengar oleh Ben.
“Dia siapa, Ez?” tanyanya.
“Oh, itu … kalian lihat Liam nggak?” Aku menatap mereka satu per satu, terutama Sam karena di antara kami, hubungan mereka cukup dekat.
Sam hanya menggeleng dan mengangkat bahu.
“Iya juga, ya. Gue kemarin ke kelasnya, nggak lihat dia juga.”
“Aku juga enggak.”
Aku pun jadi penasaran, pergi ke mana dia? Rasanya tidak mungkin dia merasa bersalah atas kejadian waktu itu. Yah, maksudku, selama ini sikapnya cukup arogan dan mau menang sendiri. Jadi, itu mustahil menurutku.
Nggak usah dipikirin, Ez. Hidupmu ‘kan jadi lebih tenang karena dia nggak ganggu kamu lagi. Aku mencoba melihat sisi positif dari keadaan ini.
Meskipun begitu, aku tetap was-was di pertemuan klub besok dan mempersiapkan diri untuk menghadapi risikonya. Jika kemarahan Liam reda, aku hanya perlu fokus untuk meladeni latihannya. Namun jika belum, aku harus memasang pertahanan ganda untuk menghadapi segala hal yang mungkin terjadi.