Aku Dan Kamu Menjadi Kita

dianfafa
Chapter #3

Malam Pertama Yang Tertunda

"Kok senyum-senyum gitu, lagi mikirin apa sih?" ucap Mas Reza yang tiba-tiba sudah duduk di sampingku. Menoel hidungku menyadarkan lamunan panjangku.

Aku pun tersenyum, menggenggam tangannya, lalu bercerita di saat pertama kali kami kenal dulu. pertemuan singkat yang membawa kami dalam ikatan pernikahan.

Ya kemaren, adalah hari pernikahan kami. Tepatnya di hari Jumat tanggal, 31 Juli 2009. Hari bersejarah untuk kami berdua, dan mungkin akan menjadi hari yang indah untuk selalu dikenang.

"Ingat gak dulu pas mau ke rumah Mbah?" ucapku, masih menggenggam tangannya, lalu tersenyum geli.

"Hemmm, gara-gara nunggu mobil pengangkut sayur yang dekat dengan delman," ujar Mas Reza lalu tertawa.

"Aku emang gak suka dengan bau kotoran Kuda," jelasnya lagi menerawang kejadian beberapa bulan lalu.

"Mulai sekarang dibiasakan Mas, kita belum punya kendaraan sendiri. Otomatis kalau kita ke rumah Mbah pasti ya naik mobil pick up," ucapku sambil tersenyum.

Di daerah Mbah memang tidak ada angkutan umum ataupun ojek. Adanya mobil pengangkut sayur dari desa Mbah ke Kota. Tapi bagiku itu adalah pengalaman menyenangkan, naik mobil pick up sambil berdiri memegang penyangga mobil semacam pagar.

"Tapi Mas betah juga kan di sana? Buktinya habis berkenalan sama keluarga besar Emak, langsung molor di belakang. Padahal waktu itu ramai banget lo, tapi kok ya bisa-bisanya Mas Reza tidur," godaku sambil menaikkan kedua alisku.

"Hahaha, ngantuk banget Dek, makanya bisa tidur aku," jawabnya cengengesan.

Lalu kami terdiam beberapa saat. Mata saling beradu pandang, dekat semakin dekat jarak di antara kami, tapi tiba-tiba saja dikejutkan oleh suara deheman dari luar pintu halaman. Reflek kami pun tersadar lalu tersenyum bersama.

"Ehhem, maaf ganggu acara kalian. Tadi cuma mau nawari rujak, eh malah lihat adegan 17 tahun ke atas aku," kata Ave tersenyum malu sambil menutup bibir dengan tangannya.

"Adegan 17 tahun ke atas mana? pegangan tangan gak harus adegan 17 tahun ke atas kali Ve. Eh tadi kamu ngomong apa? Rujak? mana? Siapa yang beli?" ucapku antusias kalau sudah bilang rujak.

"Ini aku bawa ke mari, sudah aku ambilkan piring sama sendoknya sekalian," ucapnya sambil mengulurkan rujak yang di taruh di atas piring.

Lihat selengkapnya