Bunda selalu berkata kepadaku tentang kehidupan. Dia menjelaskannya begitu detail, karena waktu itu aku sedang jatuh-jatuhnya perasaanku. Kakakku bercerita tentang kegiatan disekolah yang kadang membuatku iri. Namun semua berkumpul di satu lingkaran diatas karpet hijau usai beribadah.rsonel keluargaku, yaitu kakak iparku. Kakakku menikah dengannya 4 April lalu. Aku senang akhirnya merasa keluargaku utuh kembali. Aku yang menjadi besar dan tumbuh mengikuti bertambahnya lemari ingatan dan awan emosi di semesta imajiku.
Aku menulis ini di sosial mediaku,
"Berikut sekian tahun lamanya aku hidup dibumi, terlihat senyum yang merona dipipi seorang anak dan bunda. Lesung pipi begitu dalam memperjelas suasana hatinya. 15 tahun hidupku berlalu, pandanganku semakin lebar dan bertambah. Kini ku harus lebih beradaptasi dengan lingkungan. Bertambahnya satu anggota dalam keluargaku, membuat seolah olah keluarga ini utuh kembali. Aku ingin tahu apa kabar ayah sekarang dan yang ia pikirkan, pasti rasa senang sekali melihat kakakku sekarang. Melihat tingkah laku mama yang selalu membuat hati bersinar terang seperti mengarungi lautan. Dan aku sadar bahwa umurku mulai bertambah, dan cerita sering berganti setiap pertambahan waktu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, aku harap mimpi kami menjadi kenyataan."
Sungguh, aku rindu ayah. Tapi aku tahu, rindu tidak membuat apapun. Saat ini yang kubisa hanya berdoa. Aku mulai menemukan titik cerah dari kehidupanku. Aku percaya hidupku akan terus berjalan tanpa ekspektasi. Aku mulai menggunakan sosial media untuk menginspirasi. Menulis novel, membuat jurnal, dan melukis. Aku berpikir,"kenapa tidak dari dulu aku sadar? kenapa menunggu waktu dewasa untuk beraksi?" Dunia begitu penuh misteri.