AKU DAN KEHIDUPAN

Zulfikar achmad
Chapter #12

Surat?

Pagi itu aku keluar, musim hujan mengguyur dedaunan dijalanan. Jadi kangen pergi ke sekolah. Tapi tunggu dulu, kertas catatan beramplop lusuh terbang ke depan pintu persis seperti menghadang untuk tidak keluar rumah. Heran, baru kali ini dapet amplop yang lusuh, biasanya yang baru dari kotaknya (maksudnya amplop tagihan listrik). Tampak sudah basah tercecer bulir-bulir air disekelilingnya.

Yah, jadi gak bisa keluar deh. Jadiya aku memutuskan untuk rebahan sejenak, setelah itu membuka amplop. Tapi nyaranya aku malah gasabar buat buka amplopnya. Kubuka, dan isinya sepucuk surat besertakan bunga lavender yang kering-sudah lama sekali, ditutupi kain sapu tangan. Pantas saja amplopnya agak kembung. Aku membuka suratnya, dan terkaget akan apa yang ditulis didalamnya.

"Dear aku yang lampau...

Kamu pasti terheran-heran saat menemukan ini. Karena aku pun sama kayak kamu. Sekarang aku lagi di pantai yang indah, dulu kita pernah bermimpi kesini. Kalau kau melihat ini, berarti masa depan akan berakhir sukses untukmu. Aku tak menyangka angin pantai membawa surat ini dan menerobos ruang waktu. Kamu pasti menerka-nerka pada saat itu, bagaimana seorang anak kecil bisa dapat surat padahal kamu belum punya teman. Aku pun sama, karena kita satu orang. Bedanya hanya dalam dimensi. Kuharap kamu baik-baik saja dan jadi dirimu sendiri. Ya... At leats rubah sikapmu yang begitu pendiam. Aku tahu kamu bisa.."

"Teruntuk aku dimasa lalu, Sahnas, 28 Oktober 3010. Jule Jumhana."

Lihat selengkapnya