Sudah lama setelah surat itu datang, aku pasti bosan berada dirumah terus. Aku hanya mondar-mandir mengelilingi setiap sudut rumah. Alangkah baiknya jika menemukan harta kaun. Karena rasa rumahku macam rumah tua yang berfosil. Fosil cicak contohnya...
Untungnya, aku temukan buku-buku lamaku. Dari buku tulis TK, foto-fotoku sejak masih TK dan SD, sampai buku Diary. Aku sangat semangat dan jijik bergabung. Karena aku tahu jiiknya cara membahasakannya aku dulu sangat aneh. Terlalu aneh. Horrible. Tahu gini, aku jadi termotivasi untuk belajar menulis.
Aneh, ada satu lembaran yang masih terlihat segar, dan kertasnya pun masih baru dan bersih. Lembaran itu juga sama modelnya seperti yang lain.
"Dear diary, aku mau ngomong sama diri aku yang kedepannya. Hai aku pertama-tama. Aku masa kecil kamu. Aku takut kamu masih tidak punya teman. Tapi aku pingin aku dimasa depan itu populer. Populer baik gitu. Jadi meledak dari sebelumnya. Salam dari masa kecilmu, dari tahun 2010."