Tulisan yang hampa dalam buku diaryku, masih tak nampak adanya hal baru yang terlalui. Ya, itu dulu. sekarang? . . . entahlah, dunia ini semakin rentan. Begitu sepi, penuh dengan harapan yang sirna. Hanya bisa berdoa, semoga baik baik saja. Kulit yang makin lama memutih dan lembut karena jarang terpapar matahari disekolah dan tempat kerja. Hanya dirumah, dengan tumpukan kertas bertuliskan kata TUGAS .
Apakah ini yang kalian harapkan anak murid milenial? Hmm... mungkin iya, tapi dengan syarat. Tak perlu disebutkan syaratnya apa, pasti tau apa yang kalian pikirkan. Media sosial gempar dengan wabah,perawat dan dokter sedang berusaha menyembuhkan manusia, para murid kebingungan dengan tugas yang menumpuk, dan orangtua memikirkan kebutuhan rumah untuk saat ini-disaat lockdown. Jadi?
Masih berpikir untuk individual? nyatanya semua juga sedang kebingungan. Namun ada saja yang masih menyalahkan satu sama lain. Begitulah manusia, seringkali panik akan suatu hal, yang mungkin jika kita tidak terlalu panik akan selesai.
Disini aku masih mengetik, menulis perjalanan hidup di lembar kerja yang kuharap menginspirasi. Disini bersama keluarga yang amat baik keadaannya.
Bangun tidur kesiangan? oh sudah pasti.
Aku duduk sambil berusaha mengerti akan kehidupan masa kini. Iya, kehidupan masa kini. Takdir yang sudah tuhan kasih ke kita, agar kita selalu sadar akan dosa yang diperbuat kita.
Maka perbaikilah...