Angin pagi mengembus masuk ke rumah melalui ventilasi diatas jendela, kucingku sedang tidur di depan pintu rumah, kakakku sedang mencuci piring, ibuku membuat sesuatu, dan aku hanya memainkan hape tersayang. sudah biasa...
Melihat kakak yang sudah stand by di dapur dengan bahan masakan, biasa terjadi. serba-serbi kehidupan yang ada disini. Sampai tanganku kebingungan apa yang harus diketik lagi. Begitu pula mendung awan terkikis matahari menyiangi pagi sang manusia yang penuh dengan kebosanan. Biasa terjadi suara berputar baju-baju yang sedang tercuci, terjemur dan kering lalu diangkat kembali, dipakai oleh seorang anak ingin bermain setelah ditaburi bedak dimukanya. Tampak cemong dan terlukis jiplakan tangan ibunda.
Depan rumahku ada tukang sayur, jadi kadang suara celotehan emak-emak VIP selalu terdengar lewat kamar ibuku. "Iiiiihhhh ibu, ibu tau gak si fulanah bu, yaampun bu anaknya nakal bener." Berkata salah satu dari mereka. "Ih iya, emasa, anaknya mecahin pot bunga ku yang isinya bunga mawar. Ya ampun buuuuu itu bunga kesukaan saya." jawab teman sebelahnya. Yah, aku pun pusing mendengarnya.
Suara panggilan datang, menusuk telingaku yang membuatku berdiri. "DEK! BELIIN IBU DAUN BAWANG! UANGNYA ADA DIDEPAN DEKODER TV! AMBIL AJA DUA RIBU!" Teriak ibuku. Terus terang aku sangat malas, karena aku adalah anak yang jarang selai keluar rumah, ya paling keluar rumah yang paling sering pas bulan ramadan.