Catatan kecil

Neni Sri agustin
Chapter #1

CK #1

Aku Nesya umurku 17 tahun, aku terlahir dari keluarga sederhana, aku tinggal di salah satu kota di pulau Jawa bersama mamaku. aku adalah anak satu-satunya, mama bilang sifatku menurun dari papa terutama sifat dingin ku terhadap orang lain. Papa? Ditanya soal papa, papa sudah meninggal semenjak aku berumur 2 tahun, karena sebuah kecelakaan tabrak lari saat papa pulang kerja. Semenjak papa pergi mamalah yang mengurusku sendirian dan mama juga yang memperkenalkanku seperti apa sosok papa. Terkadang aku merasa iri disaat melihat teman-temanku diantar sekolah oleh papanya, bermain bareng dengan papannya dan merasakan pelukannya. Sampai saat aku berumur 5 tahun saat aku sekolah TK, aku sering mendapat ejekan dari teman-teman sekolahku karena aku tidak pernah diantar papa kesekolah, kejadian itu membuat sifat dinginku semakin bertambah.

Sampai sekarang karena sifat dinginku aku tidak mempunyai teman, aku tidak dekat dengan siapapun kecuali mama. Bahkan disaat umur sebayaku mencari teman untuk menjadi teman curhat, jalan-jalan, teman kekantin saat disekolah dan masih banyak lagi, tapi berbeda denganku, aku lebih suka menyendiri ditempat yang sepi karena aku benci dengan keramaian. Karena keramaian membuat hatiku sakit, disekolah pun aku tidak pernah kekantin aku pasti akan pergi ke perpustakaan atau halaman belakang sekolah.

Seperti sekarang aku tengah duduk di halaman belakang sekolah yang tampak sepi dan sunyi dan aku sangat menyukai suasana seperti ini. Entah akupun tidak tahu kenapa aku selalu merasa sedikit takut bila ditempat yang ramai. Pernah saat aku SD kelas 3 aku tidak sekolah karena seorang anak baru mengajakku berkenalan, mungkin itu terlihat Aneh tapi itulah aku.

Kringgg...............

Bel berbunyi pertanda sudah saatnya aku masuk dan menahan rasa takutku, selama aku sekolah tidak ada guru yang berani menegurku, karena mereka tau kekuranganku dan aku selalu duduk dipojok paling belakang, tapi meskipun aku tidak aktif seperti yang lain, nilaiku bisa dibilang cukup bagus.

"Oke selamat siang anak-anak hari ini saya akan menjelaskan tentang konflik sosial! Ada yang tau konflik sosial itu apa?" Ucap seorang guru sosiologi. Sebenarnya aku tau apa itu konflik sosial tapi aku takut mengungkapkannya.

"Baiklah jika tidak ada yang tau, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik adalah percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Konflik berasal dari kata kerja latin "configere". Artinya saling memukul.Secara sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih.Di mana salah satu pihak berusaha yang ingin menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya. Konflik sering kali berubah menjadi kekerasan terutama ada upaya-upaya dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan" jelas guru sosiologi memberikan materi sampai selsai.

"Baik ada yang ingin ditanyakan" ucap guru sosiologi.

"Tidak" ucap seluruh siswa kecuali aku.

"Baiklah jika tidak ada yang ingin kalian tanyakan sekarang saya akhiri. Sampai berjumpa kembali dilain waktu" ucap guru sosiologi dan langsung pergi begitupun dengan seluruh siswa bersiap unntuk pulang.

Disinilah aku di kamarku, setelah tadi sekolah aku langsung pulang, kegiatanku dirumah hanya duduk di meja belajar dengan sebuah benda panjang yang selalu menggores kertas putih di hadapanku. Kertas dan belpoint adalah temanku curhat, aku selalu menulis keluh kesahku disini, karena aku takut jika bercerita tentang perasaanku meskipun pada mama. Entah apa yang membuatku takut. Akupun tidak tahu.

"Hari ini masih seperti hari-hari sebelumnya, selalu sendiri ditempat yang sunyi bahkan ditempat yang sama, aku ingin seperti teman-temanku yang lain bisa main bareng, belajar bareng, bisa saling curhat bareng teman-teman, tapi kenapa setiap berinteraksi dengan orang aku selalu merasa takut, jika aku boleh meminta, aku ingin dijauhkan dari rasa takut ini, aku ingin normal seperti yang lain. Aku ingin bisa menjalani hidup tanpa adanya rasa takut dalam diri ini" ucap batinku memohon.

Tiba-tiba seseorang masuk yang tak lain adalah mamaku, pahlawan tanpa sayap yang selalu menemaniku, selalu mengesufortku.

"Apa kamu sedang sibuk sayang" ucap mama membuatku menatapnya lalu tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Boleh mama ngobrol" ucap mama pelan dan akupun mengangguk.

"Bagaimana dengan sekolahmu " ucap mama yang diangguki aku.

"Sekolahku baik ma, tapi" ucapku terhenti, aku tidak mau membuat mama khawatir dengan kondisiku seperti ini saja mama sudah sangat begitu khawatir apa lagi kalau aku cerita keadaanku saat dikelas.

"Kenapa sayang?" Ucap mama begitu lembut membuaku tidak tega.

"Aku tidak kenapa-kenapa hanya saja aku selalu rindu sama mama" ucap ku berbohong bagaimanapun aku paling benci melihat mama menangis karena memikirkan ku.

"Ternyata anak mama ini masih manja ya, mama sayang banget" ucap mama dan langsung memelukku membuatku tersenyum.

"Ouh iya sayang, kamu jangan banyak bergadang ya, kamu harus banyak istirahat." Ucap mama dan aku hanya mengangguk paham.

"Yasudah mama keluar dulu ya, ingat pesan mama" ucap mama sebelum beranjak pergi.

Kini aku sendiri lagi, dikamar yang sudah 17 tahun aku tempati kamar yang bernuansa putih tulang yang terdapat kelambu di pinggir kasur, ruangan penuh dengan kenanganku dimana ini adalah salah satu tempat keluh kesah. Setelah aku mengerjakan tugas sekolahku aku memutuskan untuk tidur.

Sang mentari mulai menampakan wajahnya, suara burung begitu nyaring ditelangaku bahkan angin pagi berhembus dari balik jendela dengan segera aku bangun dan segera siap-siap untuk memulai aktivitasku yaitu kesekolah, selsai mandi aku bersiap-siap untuk pergi kesekolah.

Seperti biasa sesampainya disekolah aku langsung kekelas namun saat berjalan menuju kelas aku tidak sengaja menabrak seseorang membuatku terjatuh.

"Sini gue bantu" ucap seseorang membuat tubuhku bergetar diiringi rasa takut dengan segera aku berdiri dan pergi kekelas dan duduk dikursiku. Tubuhku masih merasa takut, kenapa harus ada orang yang ku tabrak. Bergelut dengan fikiranku sampai suara bell pertanda masuk berbunyi membuat lamunanku buyar.

Author pov

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru, ayo silahkan perkenalkan namamu. " ucap guru membuat nesya mematap siswa yang disamping gurunya yang tengah menatap ke arah Nesya membuatnya kembali menundukan kepala.

"Perkenalkan nama saya Muhammad Aldan kalian bisa manggil Aldan, saya pindahan dari Bandung" ucap aldan.

"Baiklah sekarang kamu boleh duduk tapi jsngsn dibsnggu samping Nesya" ucap guru membuat Aldan menatap seseorang yang ditunjuk guru.

"Tapi kenapa Bu ko tidak boleh" ucap Aldan membuat gurunya menatapnya tajam, dengan segera Alda duduk tapi ia masih penasaran dengan Nesya yang duduk dipojokan bahkan saat tadi Nesya menabraknyapun dan saat aldan ingin membantu dia malah pergi membuatnya merasa aneh.

"Baiklah sekarang ayo buka buku halaman 55 dan kalian kerjakan nanti kita bahas" ucap guru membuat semua murid menghela nafas dan mulai mengerjakannya

Lihat selengkapnya