“Fa’i antum dicari Ustadzah Lina di majelis. Segera temui beliau lima belas menit lagi ya.” Seorang temannya yang juga merupakan mahasiswa Azhary memberikan informasi kepadanya. Hal itu membuat Fa’i cukup terkejut. Untuk apa Ustadzah Lina yang merupakan penanggung jawab bagian akhwat tergerak untuk menemuinya.
“Na’am, syukron akhi,” jawab Fa’i kala itu. Meski belum menemukan jawaban atas pertanyaan, laki-laki itu memilih untuk bersiap. Karena toh nantinya sebentar lagi ia akan mengetahui maksud apa Ustadzah Lina menemuinya.
Cuaca Mesir siang itu memang sedang terik-teriknya. Untung saja, ia juga menyempatkan diri untuk memakai sunblock yang dikirimkan Fahma dari Indonesia. Adik satu-satunya itu memang tau saja apa yang ia butuhkan.
Majelis itu adalah tempat berkumpulnya mahasiswa dan mahasiswi asal Indonesia. Biasanya setiap bulannya mereka akan mengadakan pertemuan untuk membahas banyak hal, evaluasi pembelajaran dan juga hal lain berkaitan dengan studi ke Mesiran. Jarak dari asrama Fa’i tidak terlalu jauh, mampu digapai dengan berjalan kaki. Didalam Majelis sekat hijab hijau sudah terpasang. Dari arah pintu depan majelis, Fa’i melihat bayang dua orang dibaliknya. Ustadzah Lina bersama dengan siapa? Di bagian shaf ikhwan sudah duduk pula Ustadz Zainal yang merupakan suami dari Ustadzah Lina.
“Assalamu’aiakum Ustadz,” sapa Fa’i setibanya disana.
“Wa’alaikumsalam Rifa’i. Kaifa halukum?” jawab Ustadz Zainal dengan keramahannya, seperti biasa.
Fa’i duduk disebelah Ustadz Zainal, “Ana bi khoir Alhamdulillah.”
“Sehat ya Fa’i. Gimana persiapan lanjut S2 nya? Sudah yakin dengan jurusan yang diambil?” tanya Ustadz Zainal lagi.
“Insyaallah administasinya sedikit lagi selesai Tadz, mohon doanya juga supaya diberikan kelancaran.” Fa’i tersenyum sambil menganggukan kepalanya. Santun.
“Aamin.. Aaminn.. ”
Dari balik hijab hijau, suara Ustadzah Lina terdengar memulai percakapan. “Assalamu’alaikum Fa’i.”
“Eh, Wa’alaikumsalam Ustadzah.”
Masih diliputi tanda tanya, Fa’i menatap Ustadz Zainal disampingnya. Ingin sekali ia bertanya langsung apa gerangan yang membuat Ustadzah Lina memanggil dirinya. Apakah mungkin, ia sudah melakukan sebuah kesalahan? Namun, ia urungkan karena dari balik hijab Ustadzah Lina sudah mengawali pembicaraan inti yang ingin ia sampaikan.