Namaku Raka pratama, aku biasa dipanggil Raka, cowok berambut gondrong yang memiliki cita-cita menjadi rockstar karena terobsesi dengan gayanya Slash dari Guns n Roses dan Dave Grohl dari Nirvana. Aku merupakan mahasiswa tingkat akhir yang mengambil jurusan ilmu komunikasi pada salah satu universitas di Yogyakarta. Waktu kuliahku terbilang lama atau tidak ideal seperti mahasiswa rumpun sosial pada umumnya, yang bisa selesai tiga setengah sampai empat setengah tahun lamanya, sedangkan aku sudah melampaui enam tahun yang akan memasuki tahun ketujuh dalam masa studiku.
Ada beberapa hal yang mendasari diriku, kenapa kuliahku tidak kunjung selesai, antara lain sibuk bermain musik atau ngeband, terkadang juga menyempatkan waktu untuk berpetualangan melakukan pendakian ke gunung atau sekedar main di alam, walaupun aku di kampus tidak ikut di unit kegiatan mahasiswa, bermain musik dan petualangan adalah hobiku, bahkan nenekku pernah bilang kalau hobiku seperti turunan yang aku dapatkan dari almarhum kakek karena kakekku memang seorang yang aktif sebagai penggiat alam dan kegiatan sosial kemanusiaan, selain itu aku pernah bekerja menjadi penjaga toko kaset, dan sibuk bertani mengelola sawah dan kebun beserta hasil panennya untuk menunjang kehidupanku dan keluarga, dengan bahasa lainnya menjadi supplier sembako, karena harus kusadari semenjak ibu meninggalkan kami, hanya dari hasil panenan sawah dan kebun yang bisa menunjang kehiupan keseharian aku dan Gita dimulai dari sekolah sampai kuliah, dulu nenek yang mengurus panenan dengan meminta tolong orang yang bernama pak Parman untuk membantu mengelola kebun, sawah sampai ke hasil panenan, sampai pada akhirnya setelah aku selesai SMA aku mulai belajar bertani dari cara pengelolaan sampai penjualan hasil panen, karena disisi lain membantu nenek dan pak Parman, kata nenek sudah semestinya aku harus bisa meneruskan hal itu, sehingga lumayan sering aku tidak masuk kelas karena ada banyak hal yang harus aku kerjakan dan menyampingkan soal kuliah.
Bagiku cepat ataupun lambat lulus kuliah bukanlah lagi sebuah tolak ukur kepintaran maupun kesuksesan layaknya pola pikir anak sekolah, karena lulus cepat belum tentu tepat dan begitupun sebaliknya. Aku memilih setiap proses perjalananku untuk berjalan dengan senatural mungkin, berproses cepat tanpa memaksakan, berjalan lambat tanpa keterlenaan, berjalan dengan biasa sembari mengoptimalkan diri pada setiap hal yang ada di sekeliling untuk dijadikan bekal pengalaman.